Advertorial

Wanita Ini Turunkan Berat Badannya Hingga 15 Kg Dalam 5 Bulan Tanpa Diet, Bagaimana Caranya?

K. Tatik Wardayati
,
Ade S

Tim Redaksi

Ternyata, menurunkan berat badan tidak semudah membalikkan telapak tangan, meskipun Anda sudah menguasai teorinya.
Ternyata, menurunkan berat badan tidak semudah membalikkan telapak tangan, meskipun Anda sudah menguasai teorinya.

Intisari-Online.com – Siapa pun, baik pria maupun wanita, pasti menginginkan bentuk badannya yang ideal.

Bila seseorang mencapai berat timbangannya melebihi maka ia akan berusaha untuk menurunkannya.

Ternyata, menurunkan berat badan tidak semudah membalikkan telapak tangan, meskipun Anda sudah menguasai teorinya.

Pada akhirnya, banyak orang mencoba berbagai macam diet, dan beragam cara lain demi mendapatkan bentuk tubuh ideal.

Baca Juga: Tidak Pede Pakai Baju Renang, Wanita Ini Terpicu Turunkan Berat Badannya

Bahkan, hingga tak peduli dampaknya bagi kesehatan. Banyak pula orang yang ingin menurunkan berat badan dengan cepat, namun dengan usaha seminim mungkin.

Padahal, tak ada yang instan. Jika pun ada cara kilat menurunkan berat badan, maka cara tersebut patut dipertanyakan dari sisi kesehatan dan belum tentu bertahan untuk jangka panjang.

Namun, Rachel Hosie berhasil menurunkan berat badannya lebih dari 15 kilogram dalam lima bulan, sejak Januari-Juni 2019.

Sama seperti banyak orang, Rachel mengalami masa naik-turun berat badan. Namun pada akhir 2018, ia merasa berat badannya menyentuh angka tertinggi sepanjang usianya.

Baca Juga: Arya Permana akan Jalani Operasi Pengangkatan Gelambir, Ini Operasi Baratrik yang Berhasil Turunkan Berat Badannya dari 192 Kg Jadi 85 Kg

"Saat itu aku merasa sangat malas, membenci belanja dan semua pakaianku mulai tidak cukup," kata Rachel.

Namun, itu saja tak membuatnya sadar akan berat badannya yang berlebih, hingga pada akhirnya dia melakukan pemeriksaan tubuh di akhir November.

"Sebetulnya tidak ada yang salah dengan naik berat badan jika Anda sehat."

"Tapi aku tidak dan berat badanku adalah refleksi dari fakta bahwa aku tidak memerhatikan diriku sendiri," kata dia.

Baca Juga: Turunkan Berat Badan Lebih Dari 100 Kilo, Ini Menu Latihan Ade Rai Untuk Bocah Raksasa Asal Karawang

Rachel sangat senang makan dan minum, namun selepas usia 20 tahun, ketika ia tinggal di London, dia mulai tak mengontrol nafsu makannya.

Dia pun mengabaikan konsep hidup seimbang, sehingga berat badannya terus merangkak naik.

Pola makannya sebetulnya tidak terlalu buruk dan Rachel juga sangat aktif secara fisik.

Namun, ia merasa mengonsumsi dalam porsi yang terlalu banyak dan sering sekali makan.

Memasuki tahun baru, ia pun bertekad memperbaiki semuanya. Tanpa diet dan aturan-aturan ketat lainnya, Rachel melakukan pendekatan lain untuk menurunkan berat badannya.

Baca Juga: Rutin Minum Air Hangat Ternyata Ada 10 Manfaatnya buat Kesehatan, dari Obati Sembelit Hingga Turunkan Berat Badan

Ia berupaya membangun pola hidup yang lebih sehat, bahagia dan berkelanjutan.

Sebagai jurnalis gaya hidup, Rachel sudah mendapatkan informasi yang cukup mengenai kesehatan, makanan, hingga olahraga.

Seiring berjalannya proses penurunan berat badan itu, ada tujuh hal yang dipelajarinya tentang bagaimana menerapkan pola makan yang berkelanjutan.

1. Tidak sembarang memangkas makanan

Baca Juga: Olahraga dengan Perut Kosong Efektif Turunkan Berat Badan, Benarkah Itu?

Menurut Rachel, memangkas roti, gula, atau apapun yang disukai dari pola makan bukanlah langkah awal yang tepat dalam melakukan penurunan berat badan.

Sebab, kita akan cenderung kalap setelahnya. Lalu, tanyakan pada diri sendiri: apakah kita mau berhenti makan makanan enak itu selamanya? Sepertinya tidak, bukan?

Kita mungkin berpikir tidak bisa mengontrol porsi makan secara moderat. Misalnya, ketika mengonsumsi cokelat, kita merasa tak bisa berhenti hanya mengonsumsi setengah batang saja.

Hal ini sebetulnya bisa dilakukan jika kita berhenti memandang satu makanan sebagai sumber masalah.

Baca Juga: Ini 5 Manfaat Kesehatan Mengonsumsi Talas, Salah Satunya Turunkan Berat Badan

"Tidak ada makanan yang baik dan buruk, meskipun ya ada yang kurang bernutrisi," kata Rachel.

Rachel mencoba memikirkan makanan dari segi makro. Masing-masing makanan adalah sumber protein, karbohidrat atau lemak.

"Jadi, cokelat adalah karbohidrat. Sama seperti pisang atau oat, dan mereka bisa menjadi bagian dari hidup sehat," ujar dia.

Contoh lainnya adalah donat. Jika menyukainya, kita tak perlu berhenti memakannya selamanya hanya untuk menurunkan berat badan.

Baca Juga: Mau Coba 10 Langkah Ini untuk Turunkan Berat Badan dalam Waktu 2 Minggu?

Anda mungkin lebih membatasinya, tapi Anda masih bisa memakannya.

"Hanya karena ada donat di depan matamu, bukan berarti Anda harus memakannya. Tapi di sisi lain, saat Anda sedang sangat meninginkannya, makan dan nikmatilah."

"Anda tak perlu seperti menghukum dirimu sendiri," kata dia.

2. Hanya olahraga

Baca Juga: Tips Rahasia Melly Goeslaw Turunkan Berat Badan 9 Kg Kurang dari 2 Bulan, Caranya Simpel Lho!

Sebelum mengubah pola hidupnya, Rachel sudah rutin berolahraga 4-5 kali seminggu. Ia menjalani perpaduan angkat beban, kelas menari, dan netball.

Di kesehariannya, Rachel juga tergolong aktif. Ia berjalan setidaknya 14.000 langkah per hari.

Namun ia tetap memiliki berat badan berlebih. Enam bulan terakhir mengubah pandangan hidupnya, bahwa olahraga menjadi percuma ketika tak diimbangi pola makan seimbang.

Saat itu, ia memang masih mengonsumsi terlalu banyak makanan.

Baca Juga: Benarkah Permen Karet Mampu Turunkan Berat Badan? Ini yang Perlu Anda Ketahui!

"Olahraga adalah hal yang sangat baik dan bisa membantu proses penurunan berat badan."

"Tapi, jika hanya berpikir olahraga saja bisa menurunkan berat badan, Anda akan kecewa dengan hasilnya," ujar Rachel.

3. Meningkatkan asupan protein

Menjaga asupan protein sangat penting. Sejumlah studi menunjukkan bahwa menjalani pola makan tinggi protein bisa membantu menjaga massa otot dan meningkatkan metabolisme.

Baca Juga: Ini Dia Caranya si Bawang Putih Bantu Turunkan Berat Badan, Coba Yuk!

Protein juga menjaga kita tetap kenyang ketika menjalani proses penurunan berat badan, serta mereduksi rasa lapar.

"Makan cukup protein ketika ingin menurunkan berat badan sangatlah penting jika ingin menjaga massa otot," kata ahli gizi teregistrasi, Nichola Ludlam-Raine.

Kita disarankan mengonsumsi sekitar 1,6 kilogram protein per kilogran berat badan. Konsumsi protein dibarengi dengan latihan ketahanan akan membantu menjaga massa otot dan rasio metabolik, hal-hal yang diperlukan untuk tubuh membakar kalori.

"Pencernaan protein juga membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan karbohidrat dan lemak, dan membantu membuat kita merasa kenyang," kata dia.

Baca Juga: Pria Ini Berhasil Turunkan Berat Badannya Hingga 113 Kg, Kuncinya dengan Ibaratkan Disiplin Diri Sebagai Otot, Ini Maksudnya!

Rachel tak menghitung secara detail konsumsi makronutriennya. Namun, ia mencoba mengonsumsi setidaknya 1,5 kilogram protein per berat badannya setiap hari.

Hal itu membuatnya tidak tersiksa karena ada banyak makanan enak mengandung protein, seperti Greek yogurt.

4. Jangan takut dengan lemak

Makan lemak penting bagi kesehatan secara umum. Semua makronutrien, karbohidrat, protein dan lemak, harus disertakan dalam pola makan sehari-hari secara seimbang.

Baca Juga: 11 Manfaat Jahe Merah yang Wajib Diketahui, Mulai dari Turunkan Berat Badan Hingga Cegah Kanker

Kekurangan salah satunya akan membuat fungsi tubuh tak berjalan maksimal. Asam amino esensial dan asam lemak harus dikonsumsi, karena mereka tidak bisa dibuat oleh tubuh.

"Lemak penting karena akan membantu memerlancar fungsi hormonal, penyerapan vitamin A,D,E,K serta membantu menjaga hati dan pembuluh darah tetap sehat," kata Ludlam-Raine.

Namun, tipe lemak yang harus diutamakan adalah lemak tak jenuh yang bisa kita temukan pada sayur-sayuran, seperti minyak zaitun, alpukat, kacang dan biji-bijian, hingga ikan.

5. Memangkas soda

Baca Juga: Berhasil Turunkan Berat Badan 125 Kg, Pria Ini Tidak Makan Selama 382 Hari Namun Tetap Sehat, Kok Bisa?

Tinggal di London dalam waktu lama membuat Rachel terbiasa minum banyak minuman bersoda karena alasan sosialisasi.

Awal tahun ini adalah pertama kalinya ia tidak minum dan merasa dirinya lebih baik. Ia juga yakin memangkas konsumsi soda menjadi hal penting dalam penurunan berat badannya, termasuk alkohol.

Tidak hanya karena tinggi kalori, tapi ketika minum alkohol kita akan cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan padat energi saat sedang minum.

Namun, bukan berarti kita harus berhenti minum sama sekali. Bagi Rachel, minum masih diperbolehkan sesekali asal tidak berlebihan.

Baca Juga: Dengan Diet Sederhana, Pria Ini Turunkan Berat Badannya Hingga 49 Kilogram

"Jika Anda suka, jangan berhenti meminumnya demi pola hidup yang berkelanjutan. Tapi jika Anda bisa menguranginya, itu akan sangat membantu," ujar dia.

6. Jangan berpatok pada timbangan

Banyak dari kita yang terus menerus menimbang berat badan ketika sedang menjalani program penurunan berat badan.

Padahal, idealnya kita memerhatikan penurunan lemak sementara timbangan berat badan tidak bisa mengukur itu.

Baca Juga: Ini 5 Minuman Pengantar Tidur yang Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

Untuk wanita, misalnya, timbangan berat badan bergantung pada banyak faktor.

Misalnya, ketika sedang berada pada masa menstruasi ketika kita banyak mengonsumsi makanan bergaram, tubuh bisa menjadi sedikit lebih besar. Atau, ketika baru membuang air, dan faktor lainnya.

Anda harus ingat pula bahwa jika massa otot bertambah, itu akan memengaruhi berat badan.

Jadi, timbangan berat badan bukanlah satu-satunya acuan ukur. Jangan biarkan naik-turunnya angka timbangan memengaruhi harimu.

Lihatlah pencapaianmu dalam waktu yang lebih panjang. Lebih baik, Anda mengambil foto dirimu sendiri setiap bulannya, dan ukur tubuh menggunakan pita pengukur.

Baca Juga: Kehilangan Motivasi untuk Turunkan Berat Badan? Coba Tips Ini!

7. Defisit kalori penting, tapi jangan drastis

Orang-orang yang ingin menurunkan berat badan seringkali dibayangi oleh defisit kalori. Kita memang harus memerhatikannya, namun ingat untuk tidak menerapkan pola yang terlalu drastis.

Ada dua alasannya. Pertama, memangkas kalori menjadi terlalu rendah akan membuat tubuh membakar otot yang ada dan juga lemak di tubuh kita.

Kedua, kita akan merasa lapar sepanjang hari, sehingga pola makan kita tidak akan bertahan lama.

"Menjaga asupan kalori memang merupakan kunci dalam penurunan berat badan. Namun, ini tidak sesederhana makan sesedikit mungkin yang kita bisa."

Baca Juga: Alami Kelebihan Berat Badan Karena 'Fast Food', Tapi Pria Berhasil Turunkan Berat Badan Hingga 37 kg Dengan Lakukan Hal Ini

"Sebab tubuh akan melawan balik jika tidak suka dengan pola tersebut," kata dia.

Ketika tubuh melawan balik, kita justru berpotensi menjadi kalap ketika bertemu makanan.

Atau, bisa saja kita merasa sangat lesu ketika memangkas kalori secara berlebihan. Hal itu justru akan membuat tubuh membakar kalori lebih sedikit.

"Defisit kalori moderat berkisar 300-600 kalori dan itu cukup untuk membakar 0,2-0,5 kilogram lemak tubuh per minggunya," ujar Ludlam-Raine.

Baca Juga: Mau Turunkan Berat Badan Tanpa Asupan Nasi, Ini Makanan Penggantinya!

Satu-satunya cara agar kita bisa memertahankan gaya hidup sehat untuk menurunkan berat badan adalah memastikan bahwa kita makan agak lebih sedikit daripada sebelumnya.

Itu adalah pola yang cukup sederhana. Sehingga, kita tidak akan membenci proses penurunan berat badan tersebut. (Nabilla Tashandra)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanpa Diet, Rachel Turunkan Berat Badan 15 Kg dalam 5 Bulan, Mau Tiru?"

Artikel Terkait