Advertorial
Intisari-Online.com – Setelah menjalani perawatan di National University Hospital, Singapura selama kurang lebih 3 bulan, Ani Yudhoyono berpulang ke pangkuan Tuhan.
Istri dari Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut meninggal duniapada tanggal 1 Juni 2019 pukul 11.50 waktu Singapura.
Ani Yudhyono meninggal dunia di usia 66 tahun setelah berjuang melawan kanker darah atau leukemia.
Sebagaimana sudah diketahui, Ani Yudhoyono menjalani perawatan di Singapura sejak Februari 2019 setelah divonis menderita kanker darah.
Baca Juga: Ani Yudhoyono Meninggal Dunia: Sebenarnya Leukemia Bukanlah Vonis yang Mematikan
Pernahkah Anda mendengar bahwa air susu ibu (ASI) dapat membantu mengurangi risiko leukemia pada bayi?
ASI adalah makanan utama dan terbaik untuk bayi.
Segudang manfaat yang diperoleh dari ASI bagi bayi, seperti untuk membantu perkembangan dan menjaga sistem kekebalan tubuh, serta pastinya mengenyangkan untuk bayi.
Sebuah penelitian di Israel menemukan bahwa menyusui selama enam bulan atau lebih dapat mengurangi risiko berkembangnya leukemia pada bayi.
Baca Juga: Ani Yudhoyono Meninggal Dunia: Menurut Penelitian, Vitamin C Bisa Hentikan Perkembangan Leukemia
Leukemia adalah penyakit kekurangan sel darah putih, namun ini dapat membahayakan pada bayi dan anak karena merupakan salah satu jenis kanker pada anak yang sering ditemui.
Leukemia pada anak-anak adalah penyebab utama kematian di antara anak-anak dan remaja di beberapa negara.
Sekitar 30% dari semua kanker terjadi pada anak-anak, tetapi sedikit yang diketahui tentang penyebabnya.
Bayi yang disusui menelan ribuan hingga jutaan sel yang ditelan dari ASI tersebut setiap hari.
Beberapa ilmuwan berpikir bahwa sel-sel yang berasal dari ASI terbawa ke dalam saluran pencernaan bayi, kemudian memasuki aliran darah, bermigrasi ke organ yang berbeda, dan di sana memberikan kekebalan aktif.
"Ini adalah satu lagi manfaat kesehatan dari menyusui," kata dokter anak Kim Giuliano, MD, dari Cleveland Clinic Children's.
"Itu alasan mengapa para ibu harus didorong untuk menyusui bayi mereka selama mungkin," tambahnya.
Para peneliti mengatakan bahwa lebih banyak perawatan kesehatan harus belajar tentang manfaat kesehatan dari menyusui untuk memberikan konseling yang lebih baik kepada pasien mereka.
Ibu baru membutuhkan alat untuk membantu mereka mengelola ASI, baik melalui perawatan kesehatan mereka atau orang lain yang dapat membantu.
Masyarakat umum juga harus lebih sadar akan manfaat kesehatan yang kuat ini.
Dr. Giuliano berharap bahwa menyusui menjadi lebih umum dan dapat diterima secara sosial.
Selain mengurangi risiko terjadinya leukemia pada bayi, manfaat lain dari ASI bagi bayi adalah:
- Sistem kekebalanbayi menjadi lebih kuat
- Berkurangnya terjadi diare dan sembelit
- Berkurangnya penyakit pernapasan
- Bayi lebih sedikit terserang infeksi telinga
- Tingkat kematian bayi lebih rendah.
Jangan khawatir, ibu juga mendapat manfaat dari menyusui, diantaranya:
- Menurunkan risiko kanker payudara
- Menurunkan risiko kanker ovarium
- Menurunkan risiko rheumatoid arthritis dan lupus
- Mengurangi osteoporosis dengan bertambahnya usia
- Lebih sedikit terkena diabetes
- Berkurangnya hipertensi (tekanan darah)
- Lebih sedikit terkena penyakit kardiovaskular
Baca Juga: Berkat Saran dari Besan Ani Yudhoyono, Pria Ini Sembuh dari Leukemia Tanpa Kemoterapi
Selain itu, menyusuidapatmenurunkan berat badan lebih cepat, mengurangi risiko depresi pasca persalinan, membangun kekebalan yang lebih kuat untuk melawan infeksi, dan meningkatkan harga diri karena dapat menyusi anaknya pada beberapa wanita. (Nikita Yulia Ferdiaz)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul “Penelitian di Israel, ASI Minimalisir Risiko Leukimia Pada Bayi”