Advertorial
Intisari-Online.com – Lebaran telah tiba. Saatnya merayakan kemenangan setelah satu bulan penuh berpuasa.
Yang identik dilakukan saat momen Lebaran adalah bersilaturahmi ke rumah sanak saudara, tetangga, atau sahabat.
Nah, saat inilah maka kita akan berhadapan dengan makanan yang berlimpah.
Mulai dari ketupat sayur, rendang, opor ayam hingga semur, semua tersaji. Belum lagi, kue-kue kering yang menjadi pelengkap dari makanan tersebut.
Baca Juga: Sering Muncul Saat Lebaran, Inilah Asal-usul Kastengel dan Nastar
Tak jarang, seringkali kita lupa diri saat menyantapnya. Padahal, ada risiko kesehatan yang mengintai dari perilaku makan berlebih tersebut.
Sebelum berbicara lebih jauh soal risiko kesehatan, ada baiknya mengetahui dulu jumlah kalori pada setiap makanan.
Berikut kandungan kalori pada setiap makanan khas Lebaran menurut dokter spesialisi gizi klinik Eva Kurniawati, M.Gizi.
Kue kering
Baca Juga: Inilah Perbedaan Suasana Lebaran di Indonesia dan Arab Saudi
- Kalori kue nastar 75 kal/pcs,
- Kue semprit keju per 5 gram terdapat 27 kalori
- Kue kaastengels terdapat 20,5 kal/pcs,
- Kue putri salju per 6 gram terdapat 22,5 kalori
Baca Juga: 5 Kue Lebaran yang 'Terlarang' Untuk Dimakan, Nekat Badan Bisa Menggendut
Makanan utama
- Opor ayam per 100 gram terdapat 415 kalori
- Rendang per 100 gram terdapat 518 kalori
- Semur daging per 100 gram terdapat 515 kalori
- Ketupat sayur 1 porsi sekitar 400 gram kalorinya 389 kalori, belum termasuk opor/rendang
Baca Juga: Tak Perlu Menunggu Lebaran, Inilah Mengapa Kita Harus Memaafkan Kesalahan Orang Lain
Adapun untuk kebutuhan kalori harian, dikutip dari laman Alodokter, secara umum rata-rata kalori harian bagi pria dewasa adalah 2.500 kalori. Sedangkan, perempuan dewasa sekitar 2.000 kalori.
Namun, jika kegiatan yang dilakukan membutuhkan aktivitas fisik yang lebih berat, maka kebutuhan akan asupan kalori harian tentu meningkat.
Eva mengingatkan, saat lebaran, aktivitas olahraga cenderung akan berkurang. Oleh karena itu, jika asupan kalori berlebih, risikonya adalah kenaikan berat badan.
Lalu, jika asupan lemak jenuh dan karbohidrat berlebih, maka dapat terjadi peningkatan kolesterol, trigliserida, gula darah dalam darah bisa meningkat.
Baca Juga: Mudik Lebaran atau Liburan ke Gunungkidul, Jangan Lupa Cicipi 6 Kuliner Khas Ini
“Selain asupan yang berlebih, ada juga risiko kekurangan asupan serat, mengingat hidangan lebaran cenderung minim serat, oleh karena itu dapat terjadi konstipasi atau sembelit,” kata Eva kepada Kompas.com, di Jakarta.
Bagaimana menyiasatinya?
Eva menuturkan, kita perlu bijaksana dalam mengonsumsi hidangan khas Lebaran. Hal yang pertama dilakukan adalah mengetahui kebutuhan kalori, kemudian membuat perencanaan makanan.
“Misal, hari ini jadwal berkunjung ke lima rumah saudara, maka mulai direncanakan berapa banyak hidangan yang akan disantap, jenisnya apa yang akan disantap di masing-masing rumah.”
Baca Juga: Kalap Makan Saat Santap Hidangan Lebaran, Hati-hati 6 Penyakit Ini Mengintai Anda
Begitu kata Eva yang adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk spesialis dan magister.
Selain itu, menurut Eva, kita perlu mengimbangi asupan makanan dengan minuman yang tepat.
Mengingat kalori dari makanan yang diasup sudah cukup banyak, maka Eva menganjurkan mengonsumsi minuman yang sesedikit mungkin kandungan kalorinya.
Adapun minuman tersebut seperti air putih, air putih dingin, infused water, teh tawar, es teh tawar, lemon tea tanpa gula, kopi tanpa gula, kopi dengan fresh milk sebagai pengganti creamer.
Baca Juga: Sambut Lebaran, Yuk Coba Tips Mengolah Kolang-Kaling Agar Lebih Awet
Sementara itu, untuk menyiasati kalori dari santan, dapat digunakan pengganti santan seperti susu kedelai dan krimer pengganti santan.
Memperbaiki
Jika sudah terlanjur mengasup makanan berlebih, menurut Eva, perbaikan pola makan dimulai dari kesadaran diri yang menimbulkan niat.
Setelah itu diikuti dengan usaha untuk kembali ke pola makan sehat seimbang dengan memperhatikan porsi atau jumlah makanan hingga jadwal dan jenis makanan yang dikonsumsi.
Baca Juga: Jangan Sembarangan Cicipi Adonan Kue Lebaran Kalau Tak Mau Keracunan, Ini Penjelasannya
“Usahakan dalam setiap kali makan ada karbohidrat, protein rendah lemak, lemak (utamakan lemak baik) dan tak lupa serat,” ujar Eva yang kini praktek di RS Pelni.
Sementara, untuk olahraga dianjurkan 15-30 menit setiap harinya, mulai dari yang sederhana seperti jalan kaki, bersepeda, berenang, yoga, senam dan lain-lain.
“Intinya, usahakan untuk selalu bergerak aktif,” tutup Eva. (Kahfi Dirga Cahya)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ingat, Bijaklah Saat Santap Makanan Khas Lebaran..."
Baca Juga: Coba Makan 5 Makanan Ini Kalau Tak Mau Mudik Lebaran Terganggu Karena Diare