Advertorial
Intisari-Online.Com -Kasih orang tua, ayah dan ibu, selalu tulus. Mereka rela melakukan apa saja untuk membahagiakan anak-anaknya.
Namun sebagai anak, terkadang malah melupakan berbagai pengorbanan yang dilakukan orang tua.
Berperilaku mengecewakan hingga membuat orang tua sedih, seperti kisah dari seorang ayah yang putus asa mengenai perlakuan anak-anaknya.
Dilansir dari World of Buzz (24/5/2019), seorang pria berusia 46 tahun yang sangat mencintai anak-anaknya dengan sedih ditinggalkan setelah dia terkena stroke.
Sekarang, dia tinggal di Rumah Ehsan, rumah kesejahteraan yang berspesialisasi dalam memberikan perawatan kepada warga lanjut usia, mirip seperti panti jompo di Indonesia.
MenurutSinar Harianseperti dikutip dari World of Buzz, pria itu, yang hanya ingin dikenal sebagai Awang, dulu bertugas di Angkatan Bersenjata Malaysia dan terikat pada divisi artileri.
Meskipun ia pensiun dari kepolisian sekitar sepuluh tahun yang lalu, Awang terus mencari nafkah sederhanadengan menyadapkaret.
Dengan sedikit uang yang ia hasilkan, ia berhasil membesarkan keempat anaknya.
Sayangnya, ia menderita lumpuh parsial dua tahun lalu.
Mirisnya, setelah semua perjuangan yang dilakukan Awang untuk menafkahi anak-anaknya, ketiga putra dan seorang putrinya memberinya bersikap dingin seolah tak peduli dengan ayahnya sendiri.
Keadaannya semakin menyedihkan karena istrinya telah meninggal beberapa tahun lalu, sehingga tak ada yang merawatnya.
Melihat bagaimana perlakuan anak-anaknya, ia bahkan mengatakan menyesal saat masih sehat, ia memanjakan anak-anaknya.
"Istri saya meninggal beberapa tahun yang lalu dan kesehatan saya mulai memburuk. Saya menderita asma dan tekanan darah tinggi sebelum terkena stroke.
"Saya menyesal memanjakan anak-anak saya. Saya bahkan membayar RM 10.000 (Rp 34 juta) sebagai mahar (untuk mereka)."
"Tetapi ketika saya membutuhkan bantuan mereka untuk mengirim saya ke klinik, tidak ada yang datang untuk membantu saya."
"Alasannya adalah istri mereka tidak mengizinkan mereka.
"Saya sudah memberi mereka mobil, motor, dan uang walaupun saya tidak memiliki keuangan yang baik."
"Tetapi ketika saya lumpuh, anak-anak saya menjadi orang asing," kata ayah yang malang itu.
Yang lebih memilukan adalah ketika Awang masih tinggal bersama salah satu anaknya, ia dibawa ke rumah sakit di KL untuk perawatan lanjutannya.
Namun, sedikit yang dia tahu pada waktu itu bahwa anak itu berencana untuk meninggalkannya di sana.
Selama setahun, ia ditinggalkan sendirian di rumah sakit dan tidak ada yang datang mengunjunginya.
"Tidak ada anak-anak saya yang datang mengunjungi saya, bahkan selama bulan puasa dan Hari Raya tahun lalu."
"April ini, saya dibawa ke sini (Rumah Ehsan) dan saya sudah tidak punya perasaan terhadap anak-anak saya lagi.
"Bahkan jika aku mati, tolong jangan beri tahu mereka karena aku tidak ingin memikirkan mereka lagi," ujar sang ayah yang kecewa.