Tak hanya bekerja Lyudmila juga menempuh studi Sejarah di Kiev State University.
Ketika pasukan Nazi Jerman menyerbu Rusia dan berhasil menguasai sejumlah kota penting serta menyudutkan pertahanan pasukan Rusia, Lyudmila merasa terpanggil untuk turut bertempur.
Pengetahuan dalam ilmu sejarah membuat Lyudmila paham jika serangan sepihak Nazi Jerman salah besar karena sebelumnya antara Rusia dan Jerman telah menandatangani kesepakatan untuk tidak saling serang.
Ia segera mendaftarkan diri sebagai pasukan tempur tapi ditolak oleh perwira penguji dan malah diarahkan untuk mendaftar sebagai perawat kesehatan lapangan.
Tapi Lyudmila tak mau menyerah dan menunjukkan sejumlah sertifikat kejuaraan menembak yang pernah dimenangkannya.
Dengan modal sertifikat kejuaraan menembak itu, Lyudmila pun diterima sebagai anggota militer dan ditempatkan di Divisi Infanteri 25 yang sedang punya program mendidik para sniper wanita.
Lulus pendidikan sniper wanita Rusia yang diikuti oleh sekitar 2000 peserta, Lyudmila kemudian ditugaskan untuk mempertahankan sebuah bukit strategis.
Dengan disertai seorang spotter dan menggunakan senapan runduk Model 1891/30 Sniper Rifle berteleskop yang efektif untuk menghantam sasaran pada jarak 550m, Lyudmila segera menunjukkan kehebatannya.
Baca Juga : Demi Habisi Pasukan Nazi, para Sniper Wanita Rusia Rela ‘Tidur’ Bersama Mayat Selama Berhari-hari
KOMENTAR