Dalam pertempuran yang berlangsung front Odessa, Lyudmila berhasil menembak mati 187 serdadu Nazi Jerman.
Namun Odessa akhirnya jatuh ke tangan pasukan Nazi Jerman, dan pasukan AL Rusia yang semula bertahan termasuk satuan Lyudmila ditarik mundur ke Sevastopol yang berada di Semenanjung Crimea.
Pertempuran terus berlanjut di front Sevastopol dan Lyudmila pun terus membantai pasukan Nazi Jerman.
Ketika Lyudmila terluka oleh gempuran mortir, ia sudah berhasil membunuh 309 personel pasukan Nazi termasuk 6 sniper yang ditugaskan untuk memburunya.
Demi kepentingan politik dan partai, Komandan Tertinggi pasukan Rusia segera memerintahkan untuk menyelamatkan nyawa Lyudmila dan mengeluarkannya dari front Sevastopol.
Baik pada masa PD II maupun setelah perang seperti halnya para sniper Rusia lainnya, Lyudmila diangkat sebagai pahlawan dan dijadikan ajang propaganda bagi pengembangan idiologi komunis.
Dalam lawatan ke negara-negara Barat seperti AS dan Kanada ia diterima sebagai tamu kehormatan atas jasa kepahlawanannya saat melawan pasukan Nazi Jerman.
Lyudmila yang kemudian berpangkat mayor aktif kembali ke bangku kuliah hingga lulus dan kemudian mengabdikan dirinya di AL Rusia hingga tahun 1953.
Tahun 1974 mantan sniper legendaris yang mengaku terpaksa menembak musuh demi menyelamatkan rekan-rekannya yang masih muda itu meninggal pada usia 58 tahun.
Baca Juga : Kisah Azad Cudi, Mantan Sniper Iran yang Tembak Mati 250 Militan ISIS di Suriah
KOMENTAR