Ketika mendekati imsak, barulah Anda mengonsumsi sarapan yang tinggi serat, mengandung protein dan sedikit lemak.
Fungsinya adalah untuk menurunkan indeks glikemik dan mengenyangkan.
Spesialis Gizi Klinis ini menekankan pentingnya asupan tinggi serat karena memiliki banyak manfaat ketika berpuasa.
Baca Juga : Waspadalah, Hingga 6 Mei BMKG Imbau 16 Wilayah Ini Rawan Bencana Hidrometeorologis
Serat larut dapat memperlambat pencernaan sehingga Anda kenyang lebih lama, menurunkan kolesterol total dan LDL, dan menurunkan respons glukosa setelah makan.
Sementara itu, serat tidak larut dapat meningkatkan motilitas dan mencegah konstipasi, menurunkan risiko diabetes melitus, dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Nah, ketika berbuka puasa, batasi makanan atau minuman yang bergula tinggi.
Sebaliknya, ganti dengan makanan bergula yang tinggi serat dalam porsi tidak melebihi 10 persen dari total kebutuhan kalori, misalnya kurma atau potongan buah segar.
“Kalau bisa, yang ada proteinnya,” imbuh Juwalita yang memberi contoh untuk mengganti bubur sumsum menjadi bubur kacang ijo sebagai pilihan yang lebih sehat.
Ketika waktu makan malam tiba, piring Anda harus berisi komposisi lengkap, termasuk karbohidrat, protein, serat, dan sedikit lemak.
Proses memasaknya bisa direbus, dibakar, dipanggang, dikukus, ditumis atau disajikan segar.
Sebaliknya, hindari makanan yang digoreng. Sebelum tidur, Anda juga bisa mengonsumsi selingan malam yang mengandung serat.
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR