3. Mengumpat
Di kehidupan masyarakat, mengumpat memang sebuah kebiasan atau hal yang buruk dan mungkin orang disekitarmu menyarankan untuk menghilangkannya.
Namun, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa mengumpat dapat mengurangi stres dan dapat membantu menghilangkan frustasi.
Selain itu, mengumpat juga dapat meningkatkan toleransi rasa sakit menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Sekolah Psikologi Universitas Keele.
Mengumpat merupakan pelepasan emosional, namun jika kita menggunakannya secara berlebihan, mengumpat akan menghilangkan keterikatan emosionalnya dan berubah menjadi kebiasaan buruk dan tidak perlu.
4. Ruangan berantakan
Sejak kecil mungkin kita sering mendengar perintah untuk membersihkan ruangan, karena ruangan yang berantakan mencerminkan perilaku buruk dan tidak disiplin.
Namun sebenarnya kebiasaan kita yang "berantakan" dapat menunjukkan kreativitas yang tersembunyi dari dalam diri.
Sebuah percobaan yang dilakukan oleh Carlson School of Managemen, University of Minnesota yang ditulis oleh Kathleen Vohs dan rekan-rekannya.
Percobaan tersebut menempatkan dua kelompok orang yang ditempatkan di ruangan yang rapi dan berantakan.
Kemudian kedua kelompok diberitahu untuk menuliskan sebanyak mungkin bola pingpong dan menuliskannya.
Hasil menunjukkan bahwa para peserta di ruang berantakan menghasilkan lebih banyak ide kreatif.
Namun, meski berantakan, ruangan atau kamarmu juga harus dibersihkan agar terhindar dari kuman dan bakteri yang justru menimbulkan penyakit.
5. Gosip
Meskipun bergosip sering dianggap jahat, tapi bergosip dengan teman atau sahabat dapat membuat hubungan menjadi lebih erat.
Sebuah penelitian psikologis menunjukkan, bergosip dapat meningkatkan ikatan dengan orang terdekan dan membantu pertemanan dengan mereka.
Selain itu, bergosip juga mengurangi tingkat stres dan kecemasan.
Sebuah kelompok yang bergosip secara tidak sengaja melakukan tukar informasi sosial yang baik, saling menghalangi keegoisan, dan dapat meningkatkan kerjasama.
Baca Juga : Sebelum Mati Terbunuh oleh Orang tuanya, Bocah Ini Sempat Katakan: Mungkin Ibu Tidak Bermaksud Menyakitiku
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR