Advertorial
Intisari-Online.com- Panggung hiburan tanah air kembali diterpa kabar kurang mengenakkan.
Kabar ini datang dari gugatan cerai yang dilayangkan Gisella Anastasia kepada Gading Marten, suaminya.
Meski cukup mengejutkan, faktanya nomor perkara di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (908/Pdt.G/2018/PN JKT/SEL) menjadi bukti bahwa Gisel memang menggugat cerai suaminya itu.
Lebih lanjut, pihak PN Jakarta Selatan juga telah mengonfirmasi kebenaran gugatan itu meski tidak memberikan informasi lebih jauh.
Baca Juga : 5 Alasan Mengapa 'Foreplay' Anda Tidak Menarik dan Cara Memperbaikinya
Terlepas dari apa penyebab keretakan rumah tangga Gisel, perceraian mungkin memang suatu hal yang sebisa mungkin dihindari, terlebih karena alasan kesehatan mental anak.
Namun apakah baik mempertahankan rumah tangga demi anak meski orangtua tak lagi cinta?
Dilansir dari Kompas.com, menurut konselor hubungan asal Australia, Fiona Bennett, pasangan yang sudah memiliki anak lebih banyak mempertahankan keutuhan rumah tangganya, dibanding pasangan yang belum dikaruniai anak.
Baca Juga : Kisah Pemulung yang Menyelamatkan 30 Bayi Terbuang dengan Cara Mengadopsinya
Hal itu dikarenakan mereka ingin mempersembahkan sosok orangtua yang utuh, meski cinta di antara keduanya sudah rapuh.
HARGA YANG HARUS DIBAYAR
Perceraian memang tidak hanya mengorbankan sebuah hubungan, tetapi juga perasaan dan batin anak-anak.
Anak akan sangat terpukul dengan perceraian yang dialami kedua orangtuanya, meskipun dilakukan secara baik-baik.
Mereka pasti menginginkan orangtuanya untuk bisa bersatu kembali dan hidup bahagia bersama mereka.
Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Inilah Tanda-tanda Perceraian Mungkin Memang Jadi Jalan Terbaik
Menurut psikolog anak, Kimberley O’Brien menyebut, fase ini adalah yang paling menyedihkan bagi seorang anak.
Kenyataan miris inilah yang harus dibayar oleh orangtua yang memutuskan untuk bercerai.
Meski begitu, jika keputusan berpisah tidak diambil, mereka juga harus membayar harga yang tak kalah mahal, yakni kebahagiaan mereka sendiri.
Hubungan yang dijalani tanpa adanya cinta dan kerelaan tidak lain hanya akan meninggalkan keterpaksaan dan beban.
Baca Juga : Sule Digugat Cerai Istri, Yuk Kenali Gangguan Neurosis yang Bikin Perkawinan Tidak Harmonis
"Ada kasus sepasang suami istri yang mengorbankan kebahagiaannya selama bertahun-tahun untuk tetap hidup bersama, tapi apakah anak akan bersyukur karena hal itu?” ujar O’Brien.
TIDAK BAIK DAN HANYA MENAMBAH BEBAN
Namun, ternyata Fionna Bennet, menganjurkan suami-istri yang sudah tidak bisa bertahan untuk segera berpisah saja.
“Kamu hanya hidup sekali, apakah akan dihabiskan dalam kesedihan?” ujar Bennett. Mempertahankan pernikahan demi anak, menurut Bennet tidak sehat untuk dilakukan.
“Jika anak adalah satu-satunya alasan sepasang suami istri mempertahankan pernikahan, kami menyatakan sebaiknya hal itu tidak menjadi faktor pengambil keputusan,” ucap Bennett.
Seorang pengacara perceraian, Kasey Fox, juga tidak menganjurkan bagi orangtua untuk mempertahankan pernikahannya demi anak.
Dari pengalamannya menagani banyak kasus perceraian, banyak orangtua yang menganggap tidak masalah bertahan beberapa tahun dalam hubungan yang hancur, demi menjaga anak-anaknya.
Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Demi Anak, 5 Pasangan Selebritas Ini Tetap Akrab Meski Sudah Bercerai
Namun, itu akan menciptakan rumah tangga yang hambar dan akan terlihat dengan jelas pula oleh anak bahwa orangtuanya tidak saling mencintai atau perduli.
Jika sudah begitu, seperti yang telah disebutkan tadi, hubungan yang dijalani tanpa adanya cinta dan kerelaan tidak lain hanya akan meninggalkan keterpaksaan serta beban.
Baca Juga : Keluarga Deryl Fida Korban Lion Air JT 610, Alami Hal Janggal ini Saat Kirim Doa Untuknya