Advertorial

Mengapa Tagar Save Gempi Ramai? Karena Anak Memang Korban Terbesar Perceraian

Intisari Online
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Tagar Save Gempi ramai sebab, tak bisa dipungkiri bahwa anak memang kerap menjadi korban terbesar dari perceraian kedua orangtuanya.
Tagar Save Gempi ramai sebab, tak bisa dipungkiri bahwa anak memang kerap menjadi korban terbesar dari perceraian kedua orangtuanya.

Intisari-Online.com -Seiring ramainya berita tentang Gisel menggugat cerai Gading, dunia Twitter riuh oleh tagar #SaveGempi.

Setidaknya dari Rabu (21/11/2018) sore hingga hari ini, Kamis (22/11/2018), tagar tersebut menjadi trending topic nomor 1 di Twitter.

Banyak warganet yang merasa khawatir dengan keadaan Gempi jika kelak orangtuanya benar-benar bercerai.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading, Ini 8 Alasan Istri Memilih Ceraikan Suaminya

Mengapa tagar tersebut menjadi ramai diperbincangkan?

Sebab, tak bisa dipungkiri bahwa anak memang kerap menjadi korban terbesar dari perceraian kedua orangtuanya.

Banyak dampak buruk yang akan dialami anak jika orangtuanya bercerai.

Hal tersebut diuraikan secara mendalam dalam artikelkompas.com berjudul "Anak Adalah Korban Terbesar Perceraian" berikut ini.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Ternyata Terlalu Mesra Saat Menikah Merupakan Salah Satu Penyebab Perceraian!

Ketika seseorang sudah merasa tidak cocok dengan pasangannya, kini solusi yang dianggap paling baik adalah perceraian.

Padahal, tak selamanya perceraian itu memiliki efek yang baik bagi tumbuh kembang anak.

Sebab, ketika memilih untuk bercerai, anak akan menanggung sakit hati untuk dua orang, karena dia mencintai ibu dan ayahnya.

Mereka merasakan sakit yang berlipat ganda dibandingkan dengan ibu dan ayahnya.

Nana Gerhana, M.Psi., Psikolog, mengatakan kepada Kompas.com ketika diwawancarai, Kamis (19/05/2016), bahwa banyak efek yang akan terjadi pada anak ketika orangtuanya bererai.

Biasanya, yang paling mudah dilihat adalah dari segi akademis yang menurun, hal ini disebabkan karena anak terlalu banyak pikiran sehingga tidak fokus untuk belajar.

Kemudian, rasa percaya diri anak juga berkurang karena merasa ada yang kurang dari dirinya, yaitu keluarga.

Selain itu, menjadi lebih agresif, hal ini memungkinkan anak lebih gampang untuk menjurus pada kenakalan remaja.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Ini Usia Perkawinan yang Rawan Perceraian

Mereka juga akan lebih mudah untuk terpengaruh narkoba dan seks bebas.

Anak-anak ini juga akan mencari kasih sayang dari luar, sebab tidak mendapat kasih sayang yang cukup dari orangtua.

Mereka juga akan merasa minder dan kurang menghargai diri sendiri.

Hal-hal tersebut merupakan efek-efek yang akan timbul jika orangtua memiliki solusi dari permasalahan melalui perceraian.

"Kalau orangtua tetap ingin cerai, solusinya [adalah] orangtua harus tetap ingat bahwa anak adalah korbannya. Penting [agar] orangtua tahu apa yang harus dan tidak dilakukan pada anak yang menjadi korban. Beri bantuan [pada] anak seperti konseling, agar anak paham terhadap perceraian orangtuanya, dan mereka tak jatuh lebih dalam lagi," pungkas Nana.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: 7 Tipe Suami yang Bikin Istri Ingin Bercerai