Advertorial
Intisari-Online.com- Panggung hiburan tanah air kembali diterpa kabar kurang mengenakkan.
Kabar ini datang dari gugatan cerai yang dilayangkan Gisella Anastasia kepada Gading Marten.
Meski cukup mengejutkan, faktanya nomor perkara di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (908/Pdt.G/2018/PN JKT/SEL) menjadi bukti bahwa Gisel memang menggugat cerai suaminya itu.
Lebih lanjut, pihak PN Jakarta Selatan juga telah mengkonfirmasi kebenaran gugatan itu meski tidak memberikan informasi lebih jauh.
Mengingat akhir-akhir ini banyak pasangan artis yang memilih mengakhiri biduk rumah tangganya, sebenarnya pada usia perkawinan yang ke berapakah perceraian rawan terjadi?
Dilansir dari Fatherly.com, berikut gambaran tingkat perceraian di lihat dari usia tahun perkawinan:
TAHUN 1-2: Berisiko Tinggi
Risiko perceraian di 2 tahun pertama perkawinan memang tinggi.
Baca Juga : Kejam, Bocah Ini Tega Membunuh Ibu Kandungnya Gara-gara Diomeli Setelah Nilai Ujiannya Jelek
Tahun pertama perkawinan biasanya berbatu dan ini adalah saat-saat yang rawan bagi pasangan untuk mengakhiri biduk rumah tangga.
Studi menunjukkan bahwa sebagian besar perkawinan yang gagal (sekitar 10 persen) terjadi di tahun-tahun ini.
Berdasarkan data dari 11.000 kasus perceraian, peneliti menyimpulkan bahwa pria lebih cenderung mengkhianati istri mereka pada masa-masa ini.
TAHUN 3-4: Risiko Rata-Rata
Data sensus menunjukkan pasangan rata-rata mulai memiliki anak-anak sekitar di tahun ketiga perkawinan.
Atas kehadiran si buah hati, maka risiko perceraian pun dapat berkurang.
Tapi jangan melebih-lebihkan keamanan yang dibawa seorang bayi ke pernikahan.
Bahkan ada juga kualitas perkawinan yang mulai menurun di tahun ke empat.
TAHUN 5-8: Berisiko Tinggi
Baca Juga : Inilah M Nurhadi, Sosok yang Diduga Membunuh Dufi yang Jasadnya Ditemukan dalam Drum
Ada beberapa alasan mengapa ini adalah salah satu periode paling berisiko untuk sebuah pernikahan.
Pada titik ini, anak-anak cenderung sudah stabil pertumbuhannya dan dianggap mampu bertahan hidup hingga dewasa.
Dengan kata lain, ketika risiko kematian bayi menurun, peluang perceraian bisa meningkat.
Studi menunjukkan bahwa memiliki anak melindungi perkawinan terhadap perceraian selama sekitar tiga tahun.
Baca Juga : Penyanyi Sinead O'Connor Masuk Islam dan Ganti Nama, ini Arti Nama Barunya
TAHUN 9-15: Risiko Rendah
Saat usia perkawinan menginjak tahun ke sembilan, pasangan tak lagi memiliki bayi di rumah.
Ketika anak-anak semakin tumbuh dewasa, orang tua juga mengalami kepuasan hubugan.
Baca Juga : Angel Lelga Digerebek Sedang Bersama Pria Lain, Ini 5 Zodiak yang Rawan Selingkuh
Studi menunjukkan bahwa 20 persen pernikahan berakhir dalam lima tahun pertama, dan jumlah ini meningkat 12 persen dalam 10 tahun.
Tetapi antara tahun ke 10 dan ke 15, angka itu hanya meningkat sekitar 8 persen, menyiratkan bahwa salah satu tahap paling aman dari pernikahan Anda adalah antara tahun ke 10 hingga 15.
TAHUN 15-20: Risiko Rata-rata
Kebanyakan pasangan sekarang menikah pada usia 30-an, yang berarti saat usia pernikahan mereka menginjak 20 tahun, usia mereka menginjak 50 tahun.
Ide bercerai di usia 50-an juga telah menjadi begitu umum.
Temuan terbaru dari Survei Sosial Umum menunjukkan bahwa pria dan wanita di atas usia 55 juga lebih mungkin berkhianat.
Baca Juga : Bertahun-tahun Dicari dan Digali, Akhirnya Kota Penyimpan 'Harta Karun' Berusia 4.800 Tahun Ini Ditemukan