Mayoritas masyarakat di Eropa Barat, dan Utara menganggap jempol mendongak sebagai pertanda baik atau OK.
Dari 1.200 responden di 40 daerah terkumpul data 738 mewakili tanda baik atau OK, 40 mewakili bilangan satu, 36 berarti pelecehan seksual, 30 untuk liften (numpang naik mobil), 14 alat penunjuk arah, 24 tanda Iain-lain, 318 tak pernah digunakan orang.
Ihwal pendapat bahwa jempol mewakili bilangan satu tampak saat seseorang menghitung satu sampai lima dengan jari tangan. Menurut Morris et al. (1979), kebanyakan orang dengan spontan mulai menghitung dari jempol berakhir dengan kelingking.
Hal lain, yang menarik, isyarat jempol mewakili arti pelecehan seksual. Jawaban ini berasal dari masyarakat di Italia Selatan, Sardinia, dan Yunani.
Makna tersebut sangat bertentangan dengan mitos asal usulnya yang bermula dari stadion gladiator di Roma, Italia.
Bahkan banyak orang Italiak hususnya dari Sardinia heran ketika tahu isyarat itu dipakai mayoritas penduduk Eropa Barat untuk menandai tindakan baik.
Muncullah spekulasi, isyarat itu mungkin tidak berasal dari Italia. Isyarat itu disebarluaskan oleh tentara Amerika ketika membebaskan Italia dari cengkeraman Jerman dalam PD I.
(Baca juga: Tebang Pohon Durian untuk bangun Makam Leluhurnya, Nenek 92 Tahun Ini Divonis Penjara)
Sebelum meluncurkan tank atau pesawat, tentara Amerika selalu mengacungkan jempol sebagai tanda siap berangkat.
(Herudjati Purwoko – Intisari Juni 1997).
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR