Advertorial

Dua Orang Ini Meninggal Setelah Terserang Flu Berat, Para Ilmuwan Beri Saran 'Ekstrem'

Mentari DP

Editor

Sebuah saran yang sangat 'ekstrem' karena seolah-olah penderita flu mengidap penyakit yang sangat mematikan.
Sebuah saran yang sangat 'ekstrem' karena seolah-olah penderita flu mengidap penyakit yang sangat mematikan.

Intisari-Online.com – Dalam beberapa bulan terakhir, flu menjadi momok yang menakutkan bagi beberapa orang.

Contohnya dua kasus ini.

Jenny Ching (51) mengira bahwa ia terkena flu hanya karena akibat cuaca buruk semata.

Namun ketika ia mengunjungi rumah sakit, ternyata ia didiagnosis menderita infeksi bakteri dan menyebabkan pneumonia berat.

(Baca juga:Terjadi Lagi, Menyepelekan Flu, Wanita Asal California Ini Meninggal 5 Hari Setelah Terkena Gejalanya)

(Baca juga:Jangan Pernah Meremehkan Flu! Wanita Ini Tewas Karena Penyakit Tersebut)

Setelah berjuang selama beberapa minggu, pada 5 Januari lalu, Jenny meninggal dunia.

Kasus Katharine Gallagher lebih parah lagi.

Pada hari Jumat tanggal 1 Desember 2017, wanita berusia 27 tahun ini izin pulang lebih cepat. Sebab ia menderita flu yang berlanjut menjadi demam, diare, keringat dingin, dan nyeri di seluruh tubuhnya.

Namun lima hari kemudian, ia meninggal dunia.

Melihat dua kasus di atas serta kasus-kasus lainnya, para ilmuwan mengatakan bahwa kita tidak hanya hanya harus melindungi diri dari batuk atau bersin.

Tapi kita juga perlu menjaga jarak dari orang yang sedang flu. Sebuah saran yang sangat 'ekstrem' karena seolah-olah penderita flu tersebut mengidap pernyakit mematikan.

Sebab, dalam penelitian yang mereka lakukan, para ilmuwan menemukan sejumlah besar virus flu menular hanya dengan napas yang dikeluarkan orang dengan penyakit ini.

"Temuan penelitian menunjukkan bahwa menjaga kebersihan dan mencuci tangan setiap saat tidak cukup untuk memberikan perlindungan menyeluruh dari flu," kata Sheryl Ehrman, dekan College of Engineering di San Jose State University,

Kini, para ilmuwan juga tahu bahwa virus flu bisa melakukan perjalanan melalui udara melalui partikel kecil yang disebut aerosol, dilepaskan saat seseorang bernafas.

“Jadi, agar risiko terkena flu mengecil, sebaiknya menjauhi atau menjaga jarak dari orang yang sedang batuk atau flu,” tutur Ehram.

(Baca juga:Hati-hati Efek Obat Flu! Bocah 6 Tahun Ini Berhalusinasi dan Mencoba Melompat Keluar Jendela)

Sebelumnya, Dr. Donald Milton, seorang profesor kesehatan lingkungan di University of Maryland School of Public Health, melakukan penelitian untuk melihat sejauh mana flu bisa menyebar.

Dia melakukan penelitian terhadap 142 orang yang dikonfirmasi sakit flu. Lalu peserta diminta bernafas, berbicara, batuk, dan bersin secara alami selama 30 menit.

Hasilnya dari 23 sampel aerosol orang yang sehat, hampir setengah (sekitar 48%) mengandung tingkat virus flu yang terdeteksi dan delapan sampel (sekitar 35%) mengandung virus menular.

"Kami menemukan bahwa orang-orang dengan flu mencemari udara di sekitar mereka dengan virus menular hanya dengan bernapas, bahkan bisa tanpa batuk atau bersin," kata Milton.

Oleh karena itu, Milton menyarankan jika seseorang memiliki flu, sebaiknya tidak perlu pergi ke kantor atau jalan-jalan.

“Jadi, ketika seseorang terkena flu, mereka harus berada di rumah dan tidak boleh berada di tempat kerja apalagi di tempat umum. Sebab ia bisa menginfeksi orang lain," katanya.

Saran lain, pakailah masker jika Anda sedang berada di luar ruangan.

(Baca juga:Terungkap, Inilah Alasan Mengapa Kita Bisa Meninggal Hanya Karena Flu)

Artikel Terkait