Advertorial

Terjadi Lagi, Menyepelekan Flu, Wanita Asal California Ini Meninggal 5 Hari Setelah Terkena Gejalanya

Mentari DP

Editor

Pada Jumat tanggal 1 Desember 2017, wanita berusia 27 tahun izin pulang lebih cepat. Sebab ia menderita demam, diare, keringat dingin, nyeri tubuh, dan mual.
Pada Jumat tanggal 1 Desember 2017, wanita berusia 27 tahun izin pulang lebih cepat. Sebab ia menderita demam, diare, keringat dingin, nyeri tubuh, dan mual.

Intisari-Online.com – Kasus ini mungkin akan menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tidak menyepelekan penyakit, meski itu hanya flu.

Dilansir dari health.com, seorang wanita bernama Katharine Gallagher, dari Tustin, California dilaporkan meninggal karena flu.

Pada hari Jumat tanggal 1 Desember 2017, wanita berusia 27 tahun ini izin pulang lebih cepat. Sebab ia menderita demam, diare, keringat dingin, dan nyeri di seluruh tubuhnya.

Ibu Katharine, Liz Gallagher, mengatakan bahwa putrinya mengira dia bisa langsung sembuh dengan sedikit istirahat setelah pulang kerja pada hari Jumat itu.

(Baca juga:Jangan Pernah Meremehkan Flu! Wanita Ini Tewas Karena Penyakit Tersebut)

(Baca juga:Terungkap, Inilah Alasan Mengapa Kita Bisa Meninggal Hanya Karena Flu)

"Saya bertanya apakah dia ingin pergi ke dokter dan sebagai anak muda, dia bilang dia baik-baik saja,” kata Liz kepada People.

“Dia mengatakan dia hanya kelelahan dan butuh tidur.”

"Namun kesehatannya masih sama pada hari Sabtu. Saat itu, dia benar-benar mengalami masalah dengan mual, pusing dan batuk."

Melihat putrinya masih kesakitan, Liz mendesak Katharine untuk bertemu dokter di hari yang sama.

Setelah diperiksa, dokter meresepkan antibiotik dan memberikan cairannya melalui infus untuk membantu dehidrasinya.

Katharine merasa lebih baik keesokan harinya, meski dia masih terbatuk-batuk, sakit punggung dan perut.

Tapi pada hari Selasa, pusingnya memburuk dan dia mengalami kesulitan bernafas. Namun tidak mau lagi ke dokter.

"Dia belum pernah ke dokter jika sakitnya tidak benar-benar parah," kenang Liz.

“Jadi dia memaksa untuk minum obat yang diberikan dokter dan tidur.”

Pada pukul 03.20 waktu setempat, Katharine mengirim ibunya sebuah teks dan mengatakan bahwa dia baru mau tidur.

(Baca juga:Hati-hati Efek Obat Flu! Bocah 6 Tahun Ini Berhalusinasi dan Mencoba Melompat Keluar Jendela)

Liz membalasnya untuk menghubungi dia begitu sang anak terbangun.

Tapi, kurang dari tiga jam kemudian, sebuah telepon datang dari pacar Katharine, ia mengatakan menemukan Katharine pingsan di kamar mandi mereka.

Sang pacar mencoba menekan dada Katharine sambil menunggu paramedis tiba.

Hanya saja 10 menit kemudian pacar Katharine mengatakan bahwa Katharine sudah meninggal.

“Saya benar-benar shock,” ucap Liz.

Katharine dinyatakan meninggal pada tanggal 5 Desember 2017, sekitar tiga minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-28 dan hanya beberapa hari setelah dia menunjukkan gejala flu.

Hasil otopsi menunjukkan bahwa Katharine menderita pneumonia bronkial akut, sejenis komplikasi virus.

(Baca juga:Hati-hati, Musim Flu Tahun Ini Bisa Lebih Berbahaya Dibanding Tahun-tahun Sebelumnya)

Kematian Katharine tentu menjadi pelajaran bagi setiap keluarga di Amerika Serikat dan seluruh dunia untuk tidak menyepelekan flu.

Data dari Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) melaporkan sekitar 65 orang meninggal akibat virus flu sejak musim gugur tahun lalu, di mana 45 di antaranya adalah anak muda.

Saat ini, CDC mencantumkan 2017 sampai 2018 sebagai musim flu yang "cukup parah”.

Terakhir, Liz berpesan agar kita tidak menunda pergi ke dokter kalau sedang sakit.

"Jangan menunda pergi ke dokter kalau sakit. Segeralah cari bantuan medis,” pesan Liz.

"Jangan berpuas diri dan jangan menganggapmu tak terkalahkan. Jangan berpikir ini tidak akan pernah terjadi pada Anda.”

“Jangan berpikir karena Anda anak muda yang sehat Anda bisa melawannya.”

Jadi, jika Anda sedang sakit, sakit apapun itu, segeralah ke dokter.

(Baca juga:‘Jangan Main Hujan-hujanan, Nanti Kena Flu, Lo….’, Haruskah Larangan Tersebut Dipatuhi?)

Artikel Terkait