Intisari-Online.com – Apa jadinya kalau sepakbola tanpa peringatan dan juga hukuman dari wasit atas pelanggaran yang dilakukan?
Bisa jadi ibarat mobil yang remnya blong! Sangat berbahaya.
Untunglah ada kartu hukuman sehingga permainan bisa terkontrol, yaitu kartu kuning dan merah.
Dengan itu setidaknya ada yang ditakuti oleh para pemain sehingga tidak seenaknya main tendang, sikut sana sikut sini, atau bahkan melancarkan jotos-jotosan.
(Baca juga: Asal Usul Kancing Lengan pada Pakaian Kita)
(Baca juga: Hampir Semua Orang Punya Pertanyaan Ini: Mengapa Kita Pilek Saat Cuaca Dingin?)
Adalah Piala Dunia 1962 di Chili yang menjadi titik awal munculnya kartu hukuman.
Kala itu pertandingan antara kesebelasan Chili dan Italia diramaikan bakal panas.
Soalnya, sebelum peluit pertandingan ditiup, pers Italia sudah meniupkan peluit kemarahan dengan menulis artikel berisi kesangsian mereka akan kecantikan dan akhlak wanita Chili.
Keruan saja masyarakat Chili tidak terima dan membuat persoalan sepakbola terpinggirkan oleh isu yang sudah menyerempet kehormatan bangsa itu.
Benar saja! Pertandingan berjalan kasar dan wasit saat itu, Kenneth George Aston dari Inggris, mengusir dua pemain Italia.
Para pemain Italia tidak bisa menerima pengusiran itu dan langsung menghujani Aston dengan makian dan bogem mentah.
Pertandingan itu pun berakhir skor 2-0 untuk kemenangan Chili dan insiden keributan itu dikenal dengan "Battle of Santiago".
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR