“Polyether-thioureas sangat kuat dan mekanis. Sehingga mudah dapat diperbaiki dengan kompresi pada permukaan yang retak.”
Nantinya, Polyether-thioureas diharapkan bisa digunakan untuk melindungi layar ponsel agar ponsel menjadi awet.
(Baca juga: Ini 5 Bahaya Nonton Film Porno di Ponsel Android, Sungguh di Luar Dugaan!)
Perlu diketahui bahwa sifat kaca seperti ini ditemukan secara tidak sengaja oleh mahasiswa pascasarjana, Yu Yanagisawa, yang sedang mempersiapkan bahan itu sebagai lem.
Yanagisawa menemukan bahwa ketika permukaan polimer dipotong, ujung-ujungnya saling menempel lalu disuplai untuk membentuk lembaran kuat setelah dikompres secara manusia selama 30 detik pada suhu 21derajat Celcius.
Percobaan lebih lanjut menemukan bahwa materi yang disebuhkan mendapatkan kekuatan aslinya setelah beberapa jam.
Awalnya, Yanagisawa sempat tidak mempercayai hasilnya dan mengulangi eksperimennya selama beberapa kali untuk mengonfirmasi temuan tersebut dan pada akhirnya yakin.
“Saya harap dengan sifat kaca yang bisa memperbaiki diri ini bisa menghindari kebutuhan membuang barang yang rusak,” tutur Yanagisawa.
Sebenarnya, ini bukan kali pertama kaca polimer diusulkan sebagai layar untuk perangkat seperti ponsel.
Sebelumnya, para periset dari University of California mengusulkan penggunaan kaca polimer karena ia bisa meregang hingga 50 kali dari ukuran aslinya dan menyembuhkannya dalam waktu 24 jam.
Terakhir, penelitian ini mengingatkan bahwa layar ponsel retak merupakan masalah kedua pengguna ponsel selain baterai ponsel yang cepat habis.
(Baca juga: Inilah 5 Ponsel Termahal Sepanjang 2017, Mana yang Sudah Jadi Milik Anda?)
Penulis | : | Mentari Desiani Pramudita |
Editor | : | Mentari Desiani Pramudita |
KOMENTAR