Nurtanio kemudian memperbaiki kekurangan ini pada prototipe Sikumbang yang kedua: Nu-225.
Kali ini pesawat menggunakan mesin Continental O-470A berdaya 225 Tenaga Kuda. Nu-225 oleh Nurtanio dijadikan sebagai rujukan untuk diproduksi massal.
Prototipe Nu-225 diberi registrasi X-02 dan berhasil diterbangkan sendiri oleh Nurtanio pada 25 September 1957.
Secara keseluruhan tampilan Nu-200 dan Nu-225 serupa.
Pesawat yang diawaki satu orang ini menerapkan sayap tipe rendah, roda model fixed, dan kokpit model gelembung.
Yang membedakan adalah materialnya karena Nu-225 seluruhnya telah menggunakan bahan metal.
(Baca juga: N219: Inilah Alasan Pesawat Berbaling-baling Lebih Cocok untuk Penerbangan Jarak Pendek Dibanding Pesawat Jet)
Rencananya, kala itu Nu-225 akan diproduksi untuk mengisi skadron intai ringan TNI AU.
Namun sayang, pembuatan “Kumbang Penyengat” ini tak pernah terealisasi karena tidak adanya kucuran dana dari pemerintah.
Nurtanio tidak patah arang, ia menyiapkan lagi Sikumbang generasi ketiga, yakni Nu-260. Namun proses kelanjutannya tak diketahui lagi.
(Rangga Baswara Sawiyya/Angkasa.co.id)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR