Penerbangan perdana dilaksanakan pada 1 Agustus 1954 oleh Captain Powers, pilot uji berkebangsaan AS yang kala itu bekerja untuk TNI AU. X-01 mengudara selama 15 menit di atas Kota Bandung dengan hasil memuaskan.
(Baca juga: Anthony Fokker, Pembuat Pesawat Andalan Jerman pada Perang Dunia I yang Lahir di Blitar)
Nurtanio merancang Nu-200 sebagai pesawat intai bersenjata yang dapat dioperasikan dari lapangan terbang tanah atau rumput.
Untuk lepas landas, Sikumbang yang memiliki panjang 8,19 meter dan tinggi 3,35 meter hanya butuh jarak 350 meter.
Sedangkan untuk mendarat malah lebih pendek lagi yakni hanya 150 meter.
Seiring berjalannya waktu, Sikumbang juga digunakan sebagai pesawat antigerilya (counter insurgency – COIN).
Nurtanio merancang Sikumbang agar bisa dipasangi dua senapan mesin di sayap dan satu cantelan di bawah masing-masing sayap untuk membawa satu bom napalm atau empat roket kaliber lima inci.
(Baca juga: N219 Nyaris Jadi Pesawat yang Seutuhnya Merupakan Produksi Anak Bangsa, Jika Tak Menyinggung Bagian Ini)
Namun baru senapan mesin kaliber 7,7mm yang kala itu berhasil terpasang dan telah diuji sistemnya.
Kekurangan utama yang dirasakan Nurtanio dari Nu-200 adalah karena tenaga yang dihasilkan mesin Gipsy nyatanya terlalu rendah. Sedangkan bobot mesin itu terlampau berat.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR