Advertorial
Intisari-Online.com - Terkait latihan perang gabungan yang melibatkan kapal-kapal perang AS, Korsel, dan Jepang selama 10 hari yang berlangsung di Semenanjung Korea pada bulan Oktober 2017 ini, pemimpin tertinggi Korut Kim Jong Un yang merasa latihan perang itu ditujukan untuk menggempur Korut langsung berang.
Ancaman untuk menyerang AS hingga hancur lebur pun kembali dilontarkan Korut pada Kamis (19/10) menggunakan rudal-rudal balistik berhulu ledak nuklir “yang sedang dipersiapkan secara sangat serius”.
Pemerintah dan militer AS sendiri sebenarnya juga sudah sangat serius dalam menanggapi ancaman serangan nuklir dari Korut, terutama setelah Korut berhasil melakukan uji coba peledakan bom hidrogennya.
Untuk mencegah Korut mengembangkan senjata nuklirya, AS melalui PBB telah menerapkan sangsi ekonomi kepada Korut dan melakukan latihan perang gabungan menggunakan persenjataan paling mutakhir “dalam rangka manakut-nakuti Korut”.
(Baca juga: Korut: Kalau AS Berani Menyerbu Wilayah Suci Kami Bahkan Satu Inchi Saja, Maka…)
(Baca juga: Sebenarnya AS dan Korut Sudah Berada di Ambang Perang Sejak Tahun 50-an, Ini Alasannya)
Ancaman Kim Jong Un untuk menyerang AS menggunakan senjata nuklir yang mengakibatkan “kehancuran yang tidak terbayangkan” (unimaginable strike) bahkan sedang disiapkan oleh militer Korut.
CIA yang selama ini jarang berkomentar atas ancaman serangan nuklir Korut itu, melalui direkturnya, Mike Pompeo, akhirnya memberikan pernyataan yang sangat mengejutkan.
Pasalya, melalui investigasinya, Korut saat ini memang sudah bisa memiliki rudal berhulu ledak nuklir yang sedang disiapkan utuk menyerang daratan AS.
Menurut Pompeo, kemampuan Korut untuk meluncurkan rudal nuklirnya ke daratan AS memang bukan dalam hitungan hari tapi masih sekitar lima bulan lagi.
Oleh karena itu Pompeo menganjurkan kepada Presiden Trump untuk melakukan tindakan lebih nyata dan melibatkan kekuatan global demi melakukan tekanan kepada Korut serta makin berhati-hati dalam melakukan perang kata-kata.
Pasalnya penggunaan kata yang tidak hati-hati oleh Presiden Trump dalam perang kata-kata justru bisa membuat Kim Jong Un makin murka lalu “secara spontan meluncurkan rudal nuklirnya”.
“Waktu lima bulan bagi Korut untuk menyiapkan serangan nuklir ke AS itu merupakan waktu yang sangat dekat dan sebisa mungkin harus bisa dicegah melalui pendekatan diplomatik dan bukan melalui peperangan. Meskipun militer AS sendiri sudah siap megnggempur Korut kapan saja,” papar Pompeo kepada cnn.com.