Juga Sutter melihat peristiwa “G-30-S” sebagai kulminasi daripada kampanye PKI untuk menggelincirkan situasi Tanah air ke pihaknya.
Ulasan-ulasan jurnalistik yang tidak negatif
Suatu karangan yang lebih panjang daripada hanya artikel saja, adalah karja John Hughes yang berjudul Uphea Val in Indonesia, suatu buku yang akan terbit pada akhir tahun 1967 ini.
Karya Hughes telah memenangkan Pulitzer Prize dan memang menunjukkan keahlian seorang wartawan yang tidak sama sekali asing daripada suasana Indonesia.
Meskipun demikian, ada terdapat kekeliruan fakta yang dapat dimaafkan, karena pengarang, bukanlah seorang sarjana yang expert tentang Indonesia.
Sayang sekali karya ini terlalu menitikberatkan diri pada korban-korban yang jatuh dalam masa epilog yang deskripsinya tidak selalu tepat.
Karangan-karangan jurnalistik lain yang tidak terlalu ngawur adalah karangan Clarence W. Hall, Indoensia’s Night of Terror, Dawn of Hope, dalam Reader’s Digest, November 1966, dan karangan Horace Sutton, Indonesia’s Night of Terror, dalam Saturday Review, 4 Pebruari 1967.
(Baca juga: Begini Sosok Muso di Mata Seorang Wartawan Antara: Lebih Cocok Jadi Tukang Kepruk)
Karangan-karangan ini sesungguhnya merupakan karangan-karangan menurut selera umum di Amerika Serikat sebagaimana yang telah kita ketahui.
Suatu buku jurnalistik yang fakta-faktanya banyak yang ngawur karena pengarangnya rupa-rupanya tidak kenal Indonesia, meskipun pada bukunya diperkenalkan sebagai “an acknowledged expert on Indonesia", adalah karangan Tarzie Vittachi The Fall of Sukarno (1967).
Deskripsinya mengenai peristiwa “G-30-S” mengandung begitu banyak hal yang tidak masuk akal sehingga membaca buku ini kita sering akan ketawa kasihan.
Ulasan-ulasan ahli yang lain
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR