Advertorial
Intisari-Online.com –Masih ingat dengan dukun cilik Ponari yang menjadi terkenal pada 2009 setelah menemukan “batu ajaib” di tengah badai? Ponari, si "bocah ajaib" asal Dusun Kedungsari, Desa Balungsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, Jawa Timur, dulu kerap didatangi banyak orang untuk berobat.
Belakangan kembali muncul Ponari. Tidak menghebohkan dengan kemampuan mengobatinya, namun wawancara Ponari seorang psikolog, Poppy Amalia. Banyak hal dikupas di wawancara itu, mulai tentang dirinya dan kehidupannya saat ini.
Dulu, dengan batu berwarna cokelat yang ditemukan tersebut Ponari dipercayai bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Ia pun menjadi terkenal dan banyak didatangi pasien.
Ponari pun menjadi kaya mendadak. Rumahnya yang dulu berlantai tanah "disulap" menjadi rumah besar berlantai keramik.
Namun, kini seiring berjalannya waktu, pamor batu ajaib Ponari kian meredup. Padahal, keluarga menyebut hasil dari pengobatan Ponari sempat terkumpul uang Rp1 miliar lebih.
(Baca juga:Sempat Kumpulkan Uang Hingga Rp1 Miliar, Seperti Apa Nasib Ponari Sang Dukun Cilik Kini?)
Dengan uang sebanyak itu, selain mampu membangun rumah yang sangat layak, dia membeli dua bidang sawah seluas dua hektar, sepeda motor, dan perabotan rumah tangga.
Namun, kini, uang tersebut sudah habis. Kondisi ekonomi keluarganya pun kembali seperti semula. Bahkan, ibunda Ponari, Mukaromah, sempat mengalami kesulitan keuangan untuk melahirkan putra keduanya.
Delapan tahun berselang, Ponari kini sudah remaja. Ia duduk bersama seorang psikolog, Poppy Amalia membincangkan tentang kehidupannya kini, harapan dan banyak hal lainnya.
Seperti apa wawancaranya?
Dilansir Grid.ID dari TribunVideo.com, begini transkrip wawancara Ponari dengan Poppy Amalia:
Poppy : Kalau sakit, berobat ke mana?
Ponari : Kalau aku sih takut sama dokter, dikasih obat dikasih obat, saya gak mau minum, terus akhirnya sembuh sendiri.
Poppy : Kamu percaya sama batu petir?
Ponari : Kalau aku sendiri percaya.
Poppy : Bisa mengobati orang?
Ponari : Percaya dengan hal-hal gaib.
Poppy : Kamu percaya batu itu keramat?
Ponari : Kalau batu itu keramat atau bukan, saya tidak tahu, soalnya semua kan makhluk Allah.
Poppy : Apa mimpi dan cita-cita kamu sekarang?
Ponari : Mimpi aku sih, pingin punya usaha sendiri, pengen menanam buah (berkebun), menanam buah lokal.
Poppy : Kapan mau mulai usaha?
Ponari : Ya secepatnya, insyaallah tahun depan.
Poppy : Masih ingat bagaimana mengobati pasien dulu?
Ponari : Kalau itu saya sudah tidak sadar.
Poppy : Jadi kamu setiap hari tidak sadar?
Ponari : Iya, tidak sadar, sampai sepi itu baru sadar, kan kayak tidur itu satu tahun.
Poppy : Apa yang kamu rasakan ketika kebanjiran pasien?
Ponari : Nelangsa!
Poppy : Mengapa?
Ponari : Gak bisa gabung sama keluarga, waktu dulu itu ramai-ramai, bapak saya kan merantau.
Untuk diketahui, saat pengobatan Ponari meraup banyak uang, terjadi perebutan antara ayah Ponari dan kerabatnya. Hingga ayah Ponari yang dari awal tidak setuju harus rela berpisah dengan Ponari dan ibunya.
Poppy : Sekarang berapa banyak yang datang untuk berobat?
Ponari : Kalau sekarang, jarang, kadang seminggu kadang ada.
Poppy : Kalau dulu?
Ponari : Gak bisa menghitung, soalnya terlalu banyak.
Dari pengakuan Ponari, ia menjalani praktik pengobatannya sejak duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar hingga kelas enam.
Poppy : Jadi lebih enak dulu atau sekarang?
Ponari : Menurut aku sih enakan sekarang, kalau dulu terlalu ramai.
Poppy : Tapi uangnya kan tidak sebanyak dahulu?
Ponari : Kan nanti kalau usaha, kalau sukses kan kembali lagi.
Setelah melakukan wawancara dengan Ponari, Poppy menjelaskan hasil analisanya. Ia mengaku mengunakan metode NLP atau 'Neuro Linguistic Program'. Metode ini adalah proses pengolahan pikiran dengan menggunakan bahasa dan cara yang efektif.
"NLP, sebuah metode yang bisa kita gunakan untuk mengetahui apa pikiran manusia itu yang mungkin tidak mau dia ungkap dengan bentuk kalimat," ujar Poppy.
Poppy menambahkan, "Metode ini bisa kita gunakan saat kita mau memprogram ulang pikiran manusia dalam waktu yang sangat singkat."
Poppy menggunakan metoide ini karena Ponari dinilai sebagai orang yang tertutup. Ia kemudian menjelaskan mengenai ekspresi dari Ponari ketika diwawancara.
Saat ditanya mengenai pergi berobat ke dokter, Poppy menyebut jika Ponari menunduk. Menurut Poppy, orang menunduk menandakan kalau ada rasa malu, tidak yakin, atau kondisi tidak nyaman. Terlebih jika dikaitkan dengan Ponari yang bisa menyembuhkan dengan menggunakan batu.
Poppy kemudian menjelaskan ekspresi Ponari ketika ditanya mengenai keyakinannya terkait batu ajaib. Menurut Poppy, tangan dan mulut Ponari menggambarkan jika dirinya tidak yakin dengan kekuatan batu tersebut.
Analisis selanjutnya, Poppy menjelaskan mengenai ekspresi Ponari saat ditanya mengenai ingatannya saat mencelupkan batu ke air milik para pasiennya. Menurut Poppy, Ponari ingin mengatakan bahwa dirinya benar-benar tidak sadar ketika mencelupkan batu kepada para pasiennya.
Ekspresi selanjutnya, Poppy menyinggung soal cita-cita Ponari. Menurut Poppy, Ponari memiliki harapan dan keinginan untuk membuat keinginan dan mimipnya terwujud.
Analisa berikutnya, Poppy menyinggung saat Ponari menjalani praktiknya mengobati orang di masa lalu. Menurut Poppy, Ponari yang saat itu menutup matanya menunjukkan bahwa Ponari merasakan kesedihan karena tidak menjadi dirinya dan berpisah dengan keluarganya.
Poppy juga mengatakan jika Ponari lebih menyukai kondisinya saat ini dibanding kehidupannya di masa lalu.
Lihat videonya di bawah:
Artikel ini sudah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ingat dengan Ponari 'Dukun Cilik'? Terungkap Fakta Mengejutkan dari Kehidupannya yang Sekarang!