Find Us On Social Media :

Makam Ramai Dikunjungi, Jabatan Kuncen pun Terpaksa 'Dilelang' Agar Tak Jadi Rebutan

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 27 September 2018 | 16:00 WIB

Kendati sosok yang dimakamkan di tempat itu samar-samar, toh peziarah yang datang mengalir hampir tak ada putusnya. Pada hari-hari biasa memang tidak banyak jumlahnya. Kadang sedikit, tak jarang pula banyak.

Baca Juga : Sakralnya Tradisi 1 Suro di Cirebon: Benda Pusaka Disucikan, Sang Kerbau Bule pun Ikut Kirab

Namun, bila tiba hari Jumat Kliwon dan bulan Maulud, hari-hari yang dianggap paling afdol untuk berziarah, atau sehabis masa panen, jumlah peziarah mencapai ratusan orang. "Begitu juga menjelang masa ujian sekolah atau kuliah, pelajar dan mahasiswa banyak berziarah ke sini," tutur Tajudin yang biasa dipanggil Udin.

Menurut Udin, kebanyakan para tamu datang untuk berziarah. Namun, di antara mereka juga ada yang punya maksud lain.  "Di sini bisa meminta apa saja, kecuali" minta jalan serong," ungkap Udin.

Tidak sedikit yang membawa keinginan agar segera mendapatkan jodoh, agar usahanya berhasil sehingga bisa kaya, ingin lulus ujian, ingin kariernya cepat menanjak atau mendapat jabatan tertentu.  

Bahkan ada pula yang minta kesembuhan dari penyakit tertentu yang tak mampu diatasi secara medis. "Di sini memang tempatnya menyembuhkan berbagai penyakit. Dari sakit hati sampai penyakit yang tak bisa diobati dokter," bisik salah seorang pembantu juru kunci.

Baca Juga : Ranavalona I, Ratu 'Gila dan Brutal' dari Madagaskar yang Tetap Menewaskan Orang pada Hari Pemakamannya

Tati (bukan nama sebenarnya) gadis berusia 14 tahun, umpamanya, mengaku ingin mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan benang di Jakarta setelah tidak melanjutkan sekolahnya di bangku SMTP.

"Kalau ingin segera diterima bekerja, datang saja ke (makam) Buyut Tambi," begitu saran tetangganya kepada Tati yang mengaku dipaksa menikah oleh orang tuanya. Anak ketiga dari 6 bersaudara itu menginap di  kompleks makam ini sambil menjalani puasa pati geni (tidak makan-minum sama sekali) selama 3 hari penuh.

Dulu bersarung, kini bersedan

Peziarah berasal dari berbagai lapisan masyarakat, dari kalangan bawah sampai kalangan atas.  "Kebanyakan perempuan. Hampir 75%," kata Udin. Janda kembang ada, gadis pun tak kurang. Profesi peziarah juga beragam. Dari usahawan, mahasiswa atau pelajar, pejabat pemerintah, sampai wanita penghibur.

Baca Juga : Tersembunyi di Dalam 2 Piramida Selama 4.000 Tahun, Keberadaan 800 Makam Kuno Akhirnya Terungkap