Find Us On Social Media :

Minuman Isotonik Memang Bisa Atasi Dehidrasi saat Berolahraga, Tapi Jangan Asal Minum!

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 25 Agustus 2018 | 09:15 WIB

Baca juga: Catat! Kebutuhan Air Pria dan Wanita Itu Berbeda. Ketahui Agar Terhindar dari Bahaya Dehidrasi

Efek samping

  1. Mempengaruhi gigi dan lambung

Meski memberikan manfaat, minuman isotonik tidak boleh diminum sembarangan. Jika tidak sedang beraktivitas berat, sebaiknya jangan meminumnya. Isotonik biasanya mengandung  asam sitrat.

Seluruh asam memiliki sifat erosif dan dapat berpengaruh pada gigi serta lambung. Bagi pengidap gagal ginjal, diabetes, sakit jantung, dan penderita gangguan lambung, sebaiknya konsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi.

Baca juga: Hati-Hati, Kurang Minum Bisa Bikin Otak Dehidrasi. Dampaknya Mengerikan

  1. Kepala terasa berat dan pusing

Dokter Kambu, dokter tim Persipura Jayapura mengingatkan, minuman isotonik sebaiknya diminum sewajarnya saja. Walau terasa sangat menyegarkan di kerongkongan, jangan dikonsumsi berlebihan. Sebab, kalau berlebihan, bisa membuat kepala sedikit pusing saat berolahraga.

Cermati senyawa perisa

Food Review Indonesia edisi Februari 2012 memaparkan senyawa perisa berperan penting atas keberhasilan produk minuman isotonik di pasar Indonesia. Meski jumlahnya sedikit, sudah cukup untuk membedakan sebuah produk dengan kompetitornya.

Baca juga: Jangan Sampai Dehidrasi, Ini Dia Cara Mudah Agar Kita Lebih Banyak Minum Air Putih

SNI 01-7152-2006 mencamtumkan keberadaan 1.834 senyawa perisa. Namun itu masih bersifat umum dan terus dilakukan revisi. Lain itu, tidak semuanya bisa dikonsumsi karena berisiko bagi kesehatan.

Dalam mengonsumsi minuman isotonik, sebaiknya pilih yang mengandung senyawa perisa alami. Sebab tubuh akan lebih mudah mencernanya ketimbang jika minuman isotonik itu mengandung perisa sintetik.

Di luar negeri, senyawa perisa yang digunakan pada minuman isotonik telah diklaim sebagai perisa alami yang berasal dari buah-buahan. Sedangkan pada produk sejenis yang beredar di Indonesia, tidak dinyatakan secara tegas kelompok perisa yang terkandung di dalamnya.

Ini tentunya belum sesuai dengan SNI 01-7152-2006 yang menyatakan secara jelas bahwa label produk pangan yang menggunakan perisa harus mencantumkan keterangan tentang perisa.

Setidaknya nama kelompok perisa dalam hal ini komposisi bahan atau daftar bahan yang digunakan.

Padahal, klaim penggunaan perisa alami ini sangat berdampak positif bagi produsen. Sedangkan bagi konsumen, mereka bisa memiliki lebih banyak pilihan produk minuman isotonik mana yang akan dikonsumsi, apakah minuman isotonik dengan perisa alami atau sintetik, dengan konsekuensi kesehatan yang akan ditanggung.

 Baca juga: Cegah Kerusakan pada Ginjal, Inilah 5 Minuman Detoksifikasi yang Tingkatkan Fungsi Ginjal