Find Us On Social Media :

[Perkara Kriminal] Cinta Mati yang Dibawa Mati

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 8 Desember 2016 | 19:43 WIB

Cinta mati yang dibawa mati

Seorang rekan kerja Jim bersaksi, Jim sebenarnya tidak menginginkan perceraian itu, karena sangat mengkhawatirkan dampaknya terhadap tiga anak mereka. Tapi Stacey telah menjatuhkan talak. “Saat saya katakan padanya (Jim, Red.), Ed pagi tadi tewas ditembak, dia langsung bersikap defensif dan bilang, ‘Saya cuma ingin katakan bahwa saya sama sekali tidak terkait dengan hal itu.’ Saya merasa dia tahu sesuatu, sesuatu yang saya belum tahu apa,” terang Duke.

Detektif Duke mengaku, setelah melakukan serangkaian penyelidikan di lapangan, dia tak menemukan hal yang lebih menarik ketimbang kemungkinan cinta segitiga Ed-Stacey-Jim. Duke juga mendapati fakta, dalam 23 tahun terakhir, Jim bekerja di sebuah perusahaan kontraktor yang menyuplai barangbarang untuk Departemen Pertahanan Amerika Serikat.

Di perusahaan seperti ini, proses penerimaan karyawan biasanya dilakukan sangat ketat. Melihat track record-nya di kantor, Jim bukan seorang trouble maker. Apalagi saat Ed terbunuh, Jim sedang berada di kantornya di Raytheon, sekitar 20 mil dari Newton.

Toh di mata Stacey, Jim tetap patut dicurigai. “Dia pernah menakut-nakuti saya, juga anak-anak, agar tidak terlalu dekat dengan Ed. Jika saya tetap nekat berhubungan dengan Ed, dia bilang dia khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk. Termasuk sesuatu yang buruk bakal menimpa Ed.” Namun Duke menyadari, intimidasi seperti itu tak cukup untuk menjerat Jim.

Duke mesti mencari cara lain untuk mendekat. Kali ini ia berusaha membawa temuan terakhir dari daftar transaksi kartu kredit Jim yang cukup mencurigakan, yaitu pembelian kartu telepon prabayar.

Duke cuma ingin tahu, mengapa Jim yang memiliki telepon rumah, telepon kantor, dan dua hape (satu hape pribadi, satu lagi jatah kantor) mas masih merasa perlu memiliki kartu telepon prabayar? Yang lebih mencurigakan, kartu prabayar itu baru digunakan lima kali, semuanya menuju nomor yang sama.

Pelaku saling tuding

Belum sempat teka-teki kartu telepon prabayar itu terungkap, Duke kembali mendapat temuan menarik. Di antara beberapa telepon masuk ke kantor Jim, pada saat Ed terbunuh, salah satunya ternyata datang dari Scott Foxworth.

Nama terakhir ini tidak asing lagi buat Duke, karena yang bersangkutan kerap berurusan dengan penegak hukum. Scott bahkan baru saja bebas dari penjara, setelah terbukti membunuh seseorang dalam perkelahian di bar. Tanda tanya berikutnya, Scott ternyata juga menelepon Nancy Campbell, teman sekantor Jim, pada waktu yang nyaris bersamaan.

Saat dikonfrontasi, Scott menjawab enteng: “Pembunuhan? Ha ha ha ha, ini jauh dari soal pembunuhan. Wong cuma soal cinta-cintaan kok. Jim ditelepon untuk dimintai tolong mendekatkan kembali saya dan Nancy. Kami dulu pernah pacaran.”

Karena tak bisa mendapatkan rekaman pembicaraan mereka, untuk sementara Duke berhenti bicara soal hubungan telepon.

Ia beralih ke puzzle berikutnya, keterangan karyawan gedung parkir, tak lama setelah Ed tewas. Tentang mobil merah atau marun, model lawas, yang parkir di seberang mobil Ed Schiller di hari pembunuhan. Duke mencari tahu warna mobil Jim, ah tak ada yang berwarna merah. Bagaimana dengan mobil Scott? Nah ini dia: Scott punya mobil Ford Taurus berwarna merah!