Find Us On Social Media :

[Perkara Kriminal] Cinta Mati yang Dibawa Mati

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 8 Desember 2016 | 19:43 WIB

Cinta mati yang dibawa mati

Intisari-Online.com - Sebuah penggalan bait tembang lawas “First Love Never Dies” yang dipopulerkan Walker Brothers seolah pas untuk mewakili perasaan Stacey Rock dan Ed Schiller, dua sejoli yang kini tak muda lagi. Stacey benar-benar tak bisa melupakan peristiwa yang terjadi lebih dari 20 tahun lalu, ketika dia dan Ed menjalin cinta monyet.

”Masih terbayang adegan menjelang ciuman pertama kami. Waktu itu sama-sama masih SMA dan Ed kakak kelas saya. Ha ha ha, kami sama-sama malu sehingga terasa kagok saat melakukannya,” Stacey tertawa mengingat kembali kejadian “memalukan” tapi menyenangkan itu.

Setelah Ed lulus SMA dan memutuskan untuk melanjutkan kuliah di lain kota, kisah mereka berubah drastis. Tak bisa mentoleransi cinta jarak jauh, keduanya memutuskan berhenti pacaran begitu saja. Masih sama-sama muda, dua-duanya sama-sama tak mau kalah. Meski seusai menyelesaikan kuliah, saat Ed kembali ke kampung halamannya di Boston dan bersua lagi dengan Stacey, hubungan cinta mereka nyambung lagi.

”Begitulah, hubungan kami seperti aliran listrik yang kadang putus, kadang nyambung. Mungkin juga karena kami terlalu saling mencintai,” sambung Stacey.

Stacey yang tak ingin kehilangan kekasih untuk kali kedua, langsung minta Ed melamarnya. Sejak dulu, Stacey memang ingin kawin muda. Permintaan tersebut belum bisa dipenuhi Ed sebab merasa belum siap. Lagi, mereka berpisah. Kali ini lebih serius, karena bertahun-tahun keduanya tak saling tukar kabar. Stacey yang kecewa mengambil jalan pintas dengan menikahi pria yang sebenarnya tidak (dan tidak pernah) ia cintai, Jim Brescia, yang sembilan tahun lebih tua darinya. Setelah menikah selama sekitar tujuh tahun, Stacey dan Jim dikaruniai tiga orang anak.

Tahun 2005, Stacey yang saat itu berusia 36 tahun berjumpa lagi dengan Ed  (saat itu 39 tahun). ”Aneh, getaran itu ternyata masih ada. Tanpa diduga, kami langsung lengket. Tiba-tiba saja hal-hal gila yang dulu terjadi, muncul lagi. Kami tidak ingin berpisah lagi, kali ini bertekad saling melindungi apa pun yang terjadi, dan mencoba memulai lagi apa yang pernah kami tinggalkan dulu,” papar Stacey.

Kebetulan, saat itu rumah tangga Stacey dan Jim tengah berada di titik nadir. Stacey mengajukan gugatan cerai dan mereka tengah mengurus perceraian di pengadilan. Sambil menunggu turunnya surat cerai, atas permintaan Stacey, Hakim melarang Jim tinggal di rumah mereka. Jim pun terpaksa hengkang. Larangan pengadilan itu membuat Stacey kian leluasa berhubungan dengan Ed. Cinta lama yang terkubur bertahun-tahun betul-betul bangkit kembali.

Setidaknya hingga 13 Januari 2006. Saat Ed ditemukan tewas secara mengenaskan di mobilnya!

Musik di slot parkir

Di pagi yang begitu dingin, Jumat, hari ketigabelas di bulan Januari 2006 itu, seperti biasanya, Ed menggeber Nissan Maxima kesayangannya – menuju kantor. Tak banyak halangan, karena jalan masih lumayan sepi. Tak juga di luar kebiasaan, ketika dia memarkir mobilnya di gedung parkir tak jauh dari kantornya. Ed juga tak lupa pada kebiasaan barunya di beberapa pekan terakhir: menyempatkan diri menelepon Stacey sebelum beraktivitas.

Mereka berbincang beberapa menit, sekadar ”say hello” dan bertukar kabar.

Pembicaraan diakhiri janji Stacey, ”I’ll talk to you later.” Sebuah janji yang tak pernah terpenuhi, karena sebelum sempat keluar dari mobil, sang pacar keburu didatangi seseorang yang langsung menyarangkan peluru panas di kepala Ed. Tubuh Ed ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa oleh karyawan pengelola gedung perparkiran, di salah satu slot parkir di gedung dua lantai yang terletak tak jauh dari Aronson Insurance, tempat Ed tercatat sebagai pegawai.