Find Us On Social Media :

[Perkara Kriminal] Cinta Mati yang Dibawa Mati

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 8 Desember 2016 | 19:43 WIB

Cinta mati yang dibawa mati

Ed selama ini punya kebiasaan unik yang tak mudah dilupakan para karyawan tempat parkir tersebut. Ia biasa datang ke gedung parkir pagi-pagi sekali, pada pukul 7.45, lalu menghabiskan waktu sekitar 15 menit untuk mendengarkan musik di kursi depan mobil, sebelum akhirnya berjalan kaki menuju kantor. Kebiasaan yang telah berlangsung bertahuntahun itu, tentu membuka peluang sang pembunuh – siapa pun dia – untuk dengan leluasa menghabisi korban.

Polisi, datang ke tempat kejadian perkara tak lama setelah dilaporkan pengelola perkarkiran, tidak menemukan jejak penting. Tak ada pistol, sidik jari, atau sesuatu yang bisa dites DNA. ”Ini lebih mirip eksekusi. Korban sama sekali tak diberi kesempatan melakukan perlawanan. Tanpa banyak bicara, si pembunuh langsung menembak korban. Dorrrr!” tegas Duke Donoghue, detektif dari Kantor Polisi Middlesex Count County yang ditugasi menangani kasus ini.

Sersan Polisi (saat itu) Duke menambahkan, ”Hasil wawancara awal dengan sejumlah orang yang mengenal Ed menunjukkan, korban sepertinya punya kehidupan yang mengalir. Dia fleksibel dan menjalani apa pun yang dia suka. Dia tipe orang yang bisa punya sejuta teman, tapi tak satu pun musuh.”

Penyelidikan Duke dimulai dari keluarga dekat Ed dan tentu saja Stacey—orang terakhir yang ditelepon Ed. Dari sana mengerucut ke satu nama yang diduga kuat menyimpan motif, yakni Jim Brescia, mantan suami Stacey. Jim bisa saja membunuh Ed lantaran cemburu dan tidak rela mantan istrinya itu kembali pada cinta pertamanya.

Tapi untuk sementara waktu, posisi Jim aman, karena alibinya sangat kuat. Banyak saksi mata yang melihatnya sedang berada di kantor pada saat Ed ditembak. Bukan hanya minimnya calon tersangka yang menyulitkan Sersan Duke. Kasus ini sedikit banyak juga bermuatan politis. Saat itu, kawasan Newton, tempat terbunuhnya Ed Schiller, tak hanya dikenal sebagai kawasan paling aman di Boston, tapi juga di Amerika Serikat.

Newton terpilih sebagai ”The Safest city in America” selama dua tahun berturut-turut. Jika tak ada kasus pembunuhan Ed, boleh jadi Newton bakal terpilih untuk ketiga kalinya. Itu makanya, tekanan begitu besar dan kuat dari masyarakat, minta agar polisi menjawab teka-teki pembunuh Ed. Sersan Duke harus bergerak cepat.

Fenomena cinta segitiga

Di awal penyelidikan, dari sekian fakta yang terangkum di atas kertas puzzle pembunuhan Ed Schiller, kisah cinta Ed dan Stacey paling banyak menyita perhatian Duke. Apalagi data telepon masuk dan keluar di hape Ed mencatat banyak sekali nama Stacey. Calon janda itu bahkan tercatat sebagai orang terakhir yang dihubungi Ed sebelum mengembuskan napas terakhir.

“Saat memutuskan untuk menikah dengan Jim, apakah Anda akhirnya dapat mencintai dia, seperti  Anda mencintai Ed?” tanya Duke pada Stacey, suatu  ketika. “Sejujurnya, tidak.” Stacey mengakui, dia menikahi Jim karena berharap lelaki itu suatu saat dapat memberikan cinta pengganti. Dia juga berharap perjalanan waktu akan membuatnya melupakan Ed Schiller.

Sebuah usaha yang belakangan terbukti sia-sia. Meski sempat melahirkan tiga anak, Stacey tidak pernah benar-benar jatuh hati pada Jim. Banyak faktor yang membuat Stacey begitu. Di antaranya, dia menyebut Jim sebagai tukang perintah yang tak pernah menghargai istri, lebih suka keluyuran ketimbang diam di rumah, dan egois. Namun faktor terpenting yang membuat penyesalan besar di hati Stacey tampaknya adalah ”Jim tidak pernah bisa menjadi seperti Ed”.

Tahun 2005, Stacey memasukkan gugatan cerai terhadap Jim ke Pengadilan. Pertemuan kembali dengan Ed makin menguatkan tekad Stacey untuk berpisah. Dia tak ingin kesempatan untuk hidup bersama pacar lamanya itu hilang untuk kali ketiga. Kepada Duke, Stacey berujar, “Saya tidak pernah minta dia untuk kembali. Saya hanya bilang bahwa saya selalu mencintainya sepanjang hidup saya.”

Kepada Stacey, Jim Brescia pernah terang-terangan menyampaikan ketidaksukaannya pada Ed, yang dianggap sebagai penyebab keretakan rumah tangganya. Jim juga menganggap Ed sebagai orang yang selalu berusaha menguatkan dan mendorong Stacey menuju perceraian – hal yang justru coba dicegah oleh Jim.