Find Us On Social Media :

Makna Ketupat dalam Tradisi Betawi

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 27 Juni 2017 | 10:30 WIB

Memaknai Lebaran Lewat Makanan

Intisari-Online.com - Lebaran sangat identik dengan aneka hidangan. Dari opor ayam samapai aneka kue-kuean. Dari yang modern sampai yang tradisional.

Selain nikmat untuk dimakan, makanan-makanan tersebut tentu saja kaya makna.

Yuk, memaknai lebaran lewat makanan.

Setiap masyarakat mempunya tradisi kulinernya masing-masing ketika Lebaran datang. Misalnya di Uzbekistan yang memiliki chak chak yang tak pernah absen ketika Lebaran.

Penganan ini terbuat dari adonan tepung terigu yang digoreng kering dan disiram madu; merupakan makanan penutup bagi bangsa Tartar yang tersebar di Uzbekistan, Kazakstan, Ukraina, Tajikistan, Azerbaijan, Kirgistan, dan Turkmenistan.

(Baca juga: Setelah Lebaran, Saatnya Hidup Sehat)

Bagi masyarakat setempat, makanan ini adalah simbol kemurah-hatian.

Pada masa lampau, makanan chak chak adalah makanan yang kerap disuguhkan kepada para pengembara yang singgah.

Lain Tartar, lain pula masyarakat Iran.

Bagi masyarakat bangsa Persia, haleem adalah salah satu makanan yang paling ditunggu ketika lebaran datang.

Hidangan serupa bubur atau sup kental ini terbuat dari gandung, daging, dan rempah yang dimasak dalam waktu yang lama dengan dipanaskan pelan-pelan.

Ketika matang, akan ditambahi bawang goreng, wijen, atau kacang-kacangan, buah kering, perasan lemon, dan minyak samin.

Dulu, gandum yang merupakan bahan dasar haleem dipanen dengan dipotong setengah saja.

(Baca juga: 3 Kunci Sukses Mengecilkan Perut Sehabis Lebaran)

Tujuannya adalah agar orang lain atau generasi lain bisa turut menikmati berkat yang diberikan alam.

Cara itu juga dianggap sebagai lambang persamaan antar manusia dan niat untuk berbagi.

Indonesia yang kaya akan kuliner juga tidak mau kalah.

Seperti dilansir Nationalgeographic.co.id, JJ Rizal, sejarawan Betawi, menjelaskan, ketupat dalam tradisi Betawi merupakan simbol untuk mengingat asal-usul dan leluhur mereka yang agraris sekaligus maritim.

Beras, bahan dasar ketupat, merupakan kekentalan tradisi agraris, sementara daun kelapa yang digunakan untuk membungkus, adalam lambang masyarakat maritim.

Ketupat juga simbol kerekatan dan kemanfaatan dalam bermasyarakat.