Find Us On Social Media :

Melihat yang 'Saru-saru' di Candi-candi Jawa, Ternyata Cerita Erotis di Indonesia Sudah Ada Sejak Dulu

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 13 Oktober 2024 | 14:20 WIB

Salah satu relief yang ada di Candi Prambanan, bercerita tentang penculikan Dewi Sita oleh Rahwana. Perhatikan tangan Sang Dasamuka!

Kedua relief itu sekarang disimpan aman di gudang area Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah. Namun dari segi estetika jelas ini karya seni yang bermutu, pahatannya halus, plastis, meski bisa dibilang gagal menyembunyikan unsur kenakalan erotiknya.

Memang betul. Ajaran tua tentang teknik bercinta memang sudah dipelajari lama oleh leluhur kita. Bukan hanya tervisualisasi lewat relief candi, melainkan tergelar pula dalam bentuk karya sastra klasik seperti Serat Katurangganing Wanita, yang mengupas soal sifat, sikap, dan perangai wanita.

Juga kitab-kitab lainnya yang identik dengan Kamasutra, dari judulnya saja mencerminkan hal itu: Wewadining Wanita, Aji Asmaragama, Pakem Pandom Pandumuking Salulut.

Kenakalan Rahwana

Pembuatan candi sebagai bangunan suci, sudah pasti harus melalui serangkaian persyaratan rumit sebelumnya. Bahkan ada pakem tertentu yang tak bisa dilanggar, baik itu menyangkut penggarapan bentuk bangunan, pemilihan area, maupun pembuatan relief cerita.

Pakem atau kekancingan berisi teknik pemahatan candi itu namanya Silpasastra atau Silpaprakasa alias Manasawa.

Namun sejak dulu seniman Jawa gemar mereka-reka. Apa pun budaya asing yang masuk tak ditelan mentah, melainkan diolah, dan bila perlu diubah. Bisa jadi aspek erotisme dalam tatahan percandian adalah salah sebuah bukti.

Seniman pahat candi yang tak dikenal namanya itu berhasil lolos dari pengawasan kaum Brahmana sebagai arsitektur candi. Jika benar, tentu saja setelah usai pembuatan candi, para penyensor itu pun dibuat geleng-geleng kepala menyaksikan kreativitas seniman anak buahnya.

Rangkaian relief di tembok Candi Prambanan misalnya, adalah suatu karya yang serius mengingat penampilan perang besar Ramayana. Tapi perhatikan adegan saat Rahwana melarikan Dewi Sita, begitu halus dan cerdiknya seniman candi Siwa itu menyelipkan unsur erotisme.

Tampak begitu tergesanya raja Alengka merebut Sita, namun tangan kirinya masih sempat-sempatnya menyentuh dada wanita cantik yang tengah berontak itu.

Rahwana alias Dasamuka memang tokoh ugal-ugalan, tapi kali ini siapa yang lebih "kreatif" kalau bukan senimannya. Adakah ini memang tersurat dalam pakem versi Walmiki?

Masih di candi Siwa Prambanan, tepatnya di dinding atas pagar langkan luar, rangkaian relief tari-tarian yang terkenal disebut "agghara", dimainkan oleh para gadis cantik dengan kostum minim merangsang. Kalau diamati, tarian ini mampu mengguncangkan jiwa yang memandang.