Find Us On Social Media :

Senja Kala Tradisi Tenun Aceh Usai 3 Abad Berjaya, Salah Siapa?

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 29 Agustus 2024 | 10:56 WIB

Aceh menyimpan kekayaan seni tenunan purba. Tapi sayang, kondisi tenun aceh saat ini sedang menghadapi senja kala. Entah siapa yang harus disalahkan.

Baca Juga: Gringsing, Kain Tenun Bali yang Diburu Kolektor Dunia dengan Harga Fantastis

Proses menenun, kata Ida, memakan waktu delapan sampai sepuluh hari. “Yang lama itu menyusun benang satu per satu dan memintal benang,” katanya. Proses pemintalan itu harus dibantu anaknya, Khaira Ummah. Di sela waktu luangnya sebagai mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Khaira membantu ibunya yang sudah menjanda itu.

“Bila tidak ada order menenun, saya membantu mengelola sawah. Mungkin nanti Khaira mau belajar supaya ada generasi yang melanjutkan,” imbuh Ida berharap kepada anaknya.

Pakaiannya serba hitam

Rintik hujan turun menerbangkan tampias air ke dalam rumah tenun itu. Dari sela-sela kayu jerejak yang jarang-jarang, air hujan menggerogoti alat-alat tenun yang mulai lapuk di rumah tenun milik Dahlia.

Dia menyeka beberapa bagian dengan lap. Tapi tak cukup banyak debu yang tersingkir. Raut wajahnya kelihatan sedih sementara cucu di gendongannya menangis. Dahlia menoleh sebentar ke arah cucunya.

“Pilu, seperti tangisan alat-alat tenun yang usang ini,” katanya lirih.

Dahlia bergegas pulang lantaran ada tamu menunggu. Rumahnya tak berapa jauh dari rumah tenun itu. Dia bergegas, langkahnya besar agar cucunya tak kebasahan hujan.

Laila Abdul Jalil, S.S, MA, peneliti senior dari Balai Sejarah dan Kepurbakalaan Aceh sudah duduk menunggu di pelataran rumah ketika Dahlia tiba. Tak ada kepentingan Laila meneliti pada kedatangannya itu. Laila merasa sudah menjadi bagian dari budaya tenun aceh sepanjang kariernya. Dahlia bukan orang pertama yang dia dokumentasikan dalam penelitian. Nyak Mu, ibunya Dahlia juga sempat menjadi subjek penelitian Laila.

“Sebagai orang Aceh, saya merasa bertanggung jawab menghadirkan tenun aceh ke ruang publik. Ini bukan semata-mata untuk urusan penelitian, tapi lebih pada tugas kemanusiaan saya agar tenun aceh kembali dikenal dan menjadi konsumsi banyak orang,” papar Laila.

Dalam risetnya, Laila membuktikan tenun aceh yang diwarisi Dahlia merupakan tenun tertua di Aceh. Latar belakang sebagai seorang antropolog dan sejarawan membawa Laila membuka dokumen-dokumen lama yang banyak terserak di museum-museum maupun perpustakaan di Indonesia.