Find Us On Social Media :

Kisah Margono Djojohadikoesoemo, Kakek Prabowo yang Bertaruh Nyawa Demi Mendirikan Bank Sentral Indonesia

By Afif Khoirul M, Jumat, 16 Februari 2024 | 10:10 WIB

Sosok Margono Djojohadikoesoemo, kakek Prabowo pendiri Bank Nasional Indonesia.

Saat itu, bank sentral yang ada adalah De Javasche Bank (DJB), yang merupakan warisan dari pemerintah kolonial Belanda.

DJB tidak mau mengakui kedaulatan Indonesia dan berusaha mengacaukan ekonomi Indonesia dengan mencetak dan mengedarkan uang buatan Belanda.

Sebagai ketua DPAS, Margono memberikan usulan agar dibentuk sebuah bank sentral yang berfungsi sebagai bank sirkulasi mata uang republik.

Margono lantas diberi mandat oleh presiden Soekarno untuk membentuk bank sentral tersebut.

Ia mengumpulkan dana dari patungan rakyat Indonesia sendiri, dengan semangat nasionalisme dan kemandirian.

Pada tanggal 5 Juli 1946, pemerintah resmi mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai bank sentral berdasarkan Perpu No.2 tahun 1946.

Selain tugasnya sebagai bank sentral, BNI juga diberi wewenang untuk melakukan kegiatan sebagai bank umum, seperti pemberian kredit, pengeluaran obligasi, dan penerimaan simpanan giro, deposito, atau tabungan.

Margono menjadi presiden pertama BNI, hingga tahun 1950.

Perjuangan dan Penghargaan

Mendirikan BNI bukanlah hal yang mudah.

Margono dan timnya harus berjuang melawan berbagai rintangan dan ancaman, baik dari dalam maupun dari luar negeri.

Baca Juga: Sejarah Quick Count, Metode Survei Cepat Ini Ternyata Pertama Kali Digunakan di Filipina