Find Us On Social Media :

Mengungkap Bagaimana Konflik yang Terjadi Antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji

By Afif Khoirul M, Sabtu, 20 Januari 2024 | 13:50 WIB

Konflik yang Terjadi Antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji.

Ia juga mengirim surat ke Mekkah, untuk meminta bantuan dari Khalifah Utsmaniyah.

Namun, perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa tidak berlangsung lama.

Pada tahun 1682, pasukan VOC berhasil mengepung Benteng Speelwijk, dan memaksa Sultan Ageng Tirtayasa untuk menyerah.

Sultan Ageng Tirtayasa kemudian ditangkap dan dibawa ke Batavia, tempat ia meninggal pada tahun 1683.

Akibat Konflik

Konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji berdampak buruk bagi Kesultanan Banten.

Kejayaan dan kemerdekaan Kesultanan Banten hancur akibat perang saudara dan campur tangan VOC. Kesultanan Banten menjadi lemah dan tergantung pada VOC.

Sultan Haji sendiri tidak dapat menikmati kekuasaannya dengan tenang.

Ia harus menghadapi berbagai masalah, seperti pemberontakan rakyat, persaingan dengan adiknya, dan tekanan dari VOC. 

Beliau juga tidak mendapat penghormatan dari rakyatnya, yang menganggapnya sebagai pengkhianat dan boneka VOC.

Sultan Haji memerintah hingga tahun 1687, ketika ia meninggal karena sakit. Ia digantikan oleh putranya, Sultan Abu Nashar Abdul Qahhar, yang juga berada di bawah pengaruh VOC.

Kesultanan Banten terus berada dalam keadaan lemah dan terpuruk, hingga akhirnya dihapuskan oleh Republik Indonesia pada tahun 1950.

Baca Juga: Apakah Sebuah Konflik Dapat Meningkatkan Rasa Nasionalisme yang Dimiliki Seseorang?

Penutup

Konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji adalah salah satu contoh dari konflik internal yang merusak sebuah kerajaan di Nusantara.

Konflik ini juga menunjukkan bagaimana VOC memanfaatkan perselisihan antara keluarga kerajaan untuk menguasai dan mengeksploitasi Nusantara.

Konflik ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita, agar tidak mudah terpecah belah oleh kepentingan asing, dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Kita juga harus menghormati dan menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan kejayaan Nusantara, seperti Sultan Ageng Tirtayasa.

Demikianlah, latar belakang konflik yang terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji.