Find Us On Social Media :

Mengungkap Bagaimana Konflik yang Terjadi Antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji

By Afif Khoirul M, Sabtu, 20 Januari 2024 | 13:50 WIB

Konflik yang Terjadi Antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji.

Sultan Ageng Tirtayasa sangat menentang kehadiran VOC di Nusantara.

Ia menganggap VOC sebagai musuh yang harus diusir dari tanah airnya.

Pada tahun 1652, ia mengirim pasukannya untuk menyerang VOC di Jakarta, yang berujung pada pertempuran antara Kesultanan Banten dengan Belanda.

Sultan Ageng Tirtayasa juga melakukan berbagai upaya untuk memperkuat Kesultanan Banten, seperti membangun benteng, memperluas wilayah, mengadakan hubungan dagang dengan negara-negara lain, dan menyebarkan agama Islam.

Ia juga berusaha untuk menyatukan seluruh kerajaan Islam di Nusantara dalam satu aliansi melawan VOC.

Baca Juga: Mengapa Keberagaman Dalam Masyarakat Dapat Memicu Konflik?

Sementara itu, Sultan Haji memiliki pandangan yang berbeda dengan ayahnya.

Ia cenderung bekerjasama dengan VOC, karena melihat peluang untuk memperoleh keuntungan dari perdagangan dengan Belanda.

Kemudian juga tidak setuju dengan kebijakan ayahnya yang mengisolasi Kesultanan Banten dari dunia luar.

Pada tahun 1676, Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat Sultan Haji sebagai raja pembantu, dengan harapan agar ia dapat membantu mengurus urusan kerajaan.

Namun, hal ini justru menjadi awal dari konflik antara ayah dan anak.

Sultan Haji mulai bersekongkol dengan VOC, dengan tujuan untuk menggulingkan Sultan Ageng Tirtayasa dari takhta.