Find Us On Social Media :

Sejarah Perkeretapian di Indonesia Dibangun Zaman Kolonial Belanda Gara-Gara Tanam Paksa

By Afif Khoirul M, Jumat, 5 Januari 2024 | 13:15 WIB

Ilustrasi - Sejarah perkeretapian di Indonesia.

Intisari-online.com - Perkeretaapian di Indonesia merupakan salah satu warisan sejarah yang penting bagi perkembangan transportasi dan perekonomian di negeri ini.

Namun, tahukah Anda bahwa awal mula pembangunan jalur kereta api di Indonesia dipicu oleh kebijakan Tanam Paksa yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda pada abad ke-19?

Tanam Paksa dan Kebutuhan Transportasi

Tanam Paksa adalah sistem yang mengharuskan rakyat pribumi menanam tanaman komersial yang ditentukan oleh pemerintah kolonial Belanda, seperti tebu, kopi, tembakau, nila, dan lain-lain.

Tanam Paksa diberlakukan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada tahun 1830 sebagai cara untuk meningkatkan pendapatan kolonial Belanda yang sedang mengalami krisis akibat Perang Diponegoro.

Tanam Paksa menghasilkan banyak keuntungan bagi Belanda, namun juga menimbulkan banyak masalah bagi rakyat pribumi.

Salah satu masalahnya adalah sulitnya mengangkut hasil tanaman dari daerah-daerah pedalaman ke pelabuhan-pelabuhan utama untuk diekspor ke Eropa.

Jalan-jalan raya yang ada saat itu tidak cukup memadai untuk menampung volume dan berat barang yang harus diangkut.

Selain itu, jalan-jalan raya juga sering menjadi sasaran serangan dari kelompok-kelompok perlawanan rakyat.

Untuk mengatasi masalah transportasi ini, pemerintah kolonial Belanda mulai memikirkan ide untuk membangun jalur kereta api di Indonesia.

Kereta api dianggap sebagai moda transportasi yang lebih cepat, efisien, dan aman daripada jalan raya.

Kereta api juga dapat membantu mobilitas administratif, militer, dan perjalanan para pejabat kolonial.

Baca Juga: Selain Kecelakaan KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya yang Tewaskan 3 Orang, Ini 5 Kecelakaan Terparah yang Pernah Terjadi di Indonesia

Pembangunan Jalur Kereta Api Pertama

Ide tentang perkeretaapian di Indonesia pertama kali diajukan oleh Kolonel J.H.R. Carel Van der Wijck pada tahun 1840.

Namun, baru pada tahun 1864, pembangunan jalur kereta api pertama di Indonesia dimulai.

Jalur kereta api pertama ini menghubungkan Semarang dengan Tanggung, sepanjang 26 km, dan dibangun oleh perusahaan swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan lebar sepur 1.435 mm.

Pembangunan jalur kereta api pertama ini ditandai dengan pencangkulan pertama di Desa Kemijen oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele pada tanggal 17 Juni 1864.

Jalur kereta api ini diresmikan pada tanggal 10 Agustus 1867 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 10 September 1867.

Jalur kereta api Semarang-Tanggung ini merupakan bagian dari rencana pembangunan jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) yang bertujuan untuk mengangkut hasil bumi dari daerah-daerah yang menghasilkan gula, kopi, dan tembakau.

Jalur kereta api ini kemudian diperpanjang hingga mencapai Solo pada tahun 1870 dan Yogyakarta pada tahun 1872.

Pengembangan Jalur Kereta Api Selanjutnya

Setelah jalur kereta api pertama berhasil dibangun, pengembangan jalur kereta api terus berlanjut dengan pembangunan jalur-jalur baru yang menghubungkan berbagai kota di Jawa dan Sumatera.

Pada tahun 1875, pemerintah kolonial Belanda membangun jalur kereta api negara melalui perusahaan Staatsspoorwegen (SS) dengan lebar sepur 1.067 mm.

Jalur kereta api pertama SS ini menghubungkan Surabaya dengan Pasuruan dan Malang.

Selain NIS dan SS, ada juga banyak perusahaan swasta lain yang ikut membangun jalur kereta api di Indonesia, seperti Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM), Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS), Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM), dan Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).

Pembangunan jalur kereta api juga dilakukan di luar Jawa, seperti di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, dan Sulawesi.

Namun, pembangunan jalur kereta api di luar Jawa tidak sepesat dan seluas di Jawa, karena berbagai kendala geografis, politik, dan ekonomi.

Baca Juga: Tragedi Bintaro: Kecelakaan Kereta Paling Mengerikan Dalam Sejarah Indonesia 

Peran Kereta Api dalam Sejarah Indonesia

Perkeretaapian di Indonesia memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia, baik pada masa kolonial maupun setelah kemerdekaan.

Kereta api menjadi sarana transportasi yang mendukung perekonomian kolonial Belanda dengan mengangkut hasil-hasil pertanian dan mineral dari daerah-daerah produksi ke pelabuhan-pelabuhan utama.

Kereta api juga menjadi sarana mobilitas administratif, militer, dan perjalanan para pejabat kolonial.

Namun, kereta api juga menjadi saksi bisu dari perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan Belanda.

Banyak peristiwa sejarah yang terjadi di sekitar jalur kereta api, kereta api juga menjadi sasaran sabotase dan serangan dari para pejuang kemerdekaan Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, perkeretaapian menjadi tanggung jawab negara.

Djawatan Kereta Api (DKA) didirikan sebagai perusahaan kereta api nasional, yang kemudian berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) dan akhirnya menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada tahun 1991.

Perkeretaapian Indonesia terus berkembang dan berinovasi untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia.

Demikianlah artikel tentang Sejarah Perkeretapian di Indonesia Dibangun Zaman Kolonial Belanda Gara-Gara Tanam Paksa.