Find Us On Social Media :

Menepi Ke Dusun Terpencil, Sosok Permaisuri Mataram Ini Putuskan Jadi Guru Spiritual Pangeran Diponegoro

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 16 Juli 2023 | 06:17 WIB

Di rumah Tegalrejo, Pangeran Diponegoro mendapat gemblengan dari neneknya, Ratu Ageng Tegalrejo, permausiri Mataram yang memilih tinggal di dusun.

Dia juga memiliki bakat dalam membaca watak seseorang melalui raut mukanya.

Pangeran menyukai sirih dan rokok sigaret Jawa yang dilinting khusus dengan tangan, mengoleksi emas, dan berkebun.

Pada tahun 1825, Pangeran Diponegoro memimpin Perang Jawa atau Perang Diponegoro melawan pemerintah Hindia Belanda.

Perang ini dipicu oleh kebijakan Belanda yang merampas tanah-tanah milik rakyat dan bangsawan Jawa untuk dijadikan perkebunan kopi dan gula.

Perang ini juga memiliki nuansa mistis dan religius, karena Pangeran Diponegoro dipandang sebagai Ratu Adil yang akan menyelamatkan rakyatnya dari penindasan.

Perang ini juga dianggap sebagai jihad atau perang suci melawan penjajah kafir.

Perang Jawa berlangsung selama lima tahun, dari tahun 1825 hingga 1830.

Pangeran Diponegoro menggunakan strategi perang gerilya yang cukup berhasil mengacaukan pasukan Belanda.

Di luar itu, Ratu Ageng Tegalrejo dan Pangeran Diponegoro adalah dua sosok yang berjasa dalam mempertahankan tanah Jawa dari cengkeraman Belanda.

Mereka adalah contoh dari perempuan dan laki-laki yang tangguh, berani, dan beriman.

Mereka juga menginspirasi generasi-generasi selanjutnya untuk terus berjuang demi kemerdekaan Indonesia.