Find Us On Social Media :

Menepi Ke Dusun Terpencil, Sosok Permaisuri Mataram Ini Putuskan Jadi Guru Spiritual Pangeran Diponegoro

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 16 Juli 2023 | 06:17 WIB

Di rumah Tegalrejo, Pangeran Diponegoro mendapat gemblengan dari neneknya, Ratu Ageng Tegalrejo, permausiri Mataram yang memilih tinggal di dusun.

Di rumah Tegalrejo, Pangeran Diponegoro mendapat gemblengan dari neneknya, Ratu Ageng Tegalrejo, permausiri Mataram yang memilih tinggal di dusun.

Intisari-Online.com - Ini adalah cerita tentang Ratu Ageng Tegalrejo, permaisuri Hamengkubuwono I yang memilih menepi ke sebuah dusun terpencil di barat laut keraton.

Tak hanya itu, kelak, namanya juga diingat sebagai guru spiritual Pangeran Diponegoro yang juga adalah cucunya sendiri.

Berasal dari keluarga ulama terkemuka di Sragen, Ratu Ageng Serang lahir pada 1735 dengan nama Niken Ayu Yuwati.

Ayahnya adalah Kiai Ageng Derpoyudho, putra dari Kiai Ageng Datuk Sulaiman atau Kiai Sulaiman Bekel, seorang penyebar Islam di Jawa Tengah.

Leluhurnya juga meliputi Sultan Abdul Kahir I, Sultan Bima yang bertakhta di Sumbawa pada tahun 1621-1640.

Ratu Ageng Tegalrejo menikah dengan Pangeran Mangkubumi, adik dari Sunan Pakubuwono II dari Mataram.

Pada tahun 1746, terjadi Perang Giyanti antara Pangeran Mangkubumi dan Sunan Pakubuwono II yang didukung oleh Belanda.

Ratu Ageng Tegalrejo mendampingi suaminya dalam perang tersebut dan ikut berperan dalam bidang militer.

Dia menjadi panglima Bregada Langen Kesuma, kesatuan pasukan elite perempuan pengawal raja.

Pasukan ini terkenal tangguh dan mahir dalam menggunakan senjata tradisional maupun modern pada zamannya.

Perang Giyanti berakhir pada 1755 yang ditandai dengan Perjanjian Giyanti yang membagi wilayah Mataram menjadi dua.