Find Us On Social Media :

Menepi Ke Dusun Terpencil, Sosok Permaisuri Mataram Ini Putuskan Jadi Guru Spiritual Pangeran Diponegoro

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 16 Juli 2023 | 06:17 WIB

Di rumah Tegalrejo, Pangeran Diponegoro mendapat gemblengan dari neneknya, Ratu Ageng Tegalrejo, permausiri Mataram yang memilih tinggal di dusun.

Pangeran Mangkubumi menjadi Raja di Kesultanan Yogyakarta dan mendapatkan wilayah Mancanegara Timur.

Ratu Ageng Tegalrejo menjadi permaisuri pertama dari kesultanan baru ini.

Selain dikenal sebagai perempuan pejuang, Ratu Ageng Tegalrejo juga dikenal sebagai perempuan salihah dan peduli dengan nilai-nilai keislaman.

Dia suka membaca kitab-kitab agama dan merawat adat tradisional Jawa di keraton.

Ratu Ageng Tegalrejo juga membekali cucunya, Pangeran Diponegoro, dengan ilmu agama dan kanuragan.

Pada 1792, Sultan Hamengkubuwono I turun tahta dan digantikan oleh putranya yang bernama Sundoro atau Hamengkubuwono II.

Namun, Ratu Ageng Tegalrejo tidak setuju dengan kepemimpinan anaknya yang dianggap menyepelekan tatanan dan ajaran Islam.

Dia pun memutuskan untuk meninggalkan keraton dan hijrah ke sebuah dusun terpencil yang kemudian dikenal sebagai Tegalrejo.

Di Tegalrejo, Ratu Ageng Tegalrejo hidup sederhana dan giat bertani tanpa meninggalkan ibadah.

Dia juga mengasuh cucunya yang bernama Ontowiryo atau Pangeran Diponegoro yang dibawa oleh ibunya, Ratu Timur.

Di bawah asuhan neneknya ini, Pangeran Diponegoro tumbuh menjadi sosok yang agamis dan berjiwa pejuang.

Ratu Ageng Tegalrejo wafat pada tanggal 17 Oktober 1803 setelah sakit demam parah akibat tercebur di kolam ikan.