Find Us On Social Media :

Ngeri! 90 Juta Nyawa Terancam Melayang dalam Beberapa Jam, Peristiwa Pemindahan Senjata Nuklir oleh Putin Ini Jadi Pemicu

By Ade S, Jumat, 26 Mei 2023 | 09:15 WIB

Simulasi Perang Nuklir menurut gambaran AI.

Intisari-Online.com - Perang nuklir adalah salah satu ancaman terbesar bagi kemanusiaan. Namun, tampaknya Rusia tidak peduli dengan hal itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah memindahkan senjata nuklir taktis ke Belarus, negara tetangganya yang menjadi sekutu setianya.

Langkah ini merupakan penempatan bom nuklir di luar Rusia pertama kali sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan bahwa senjata nuklir sudah mulai bergerak sesuai dengan perintah Putin, meskipun belum ada konfirmasi dari Kremlin sendiri.

Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran dunia, khususnya terkait efek dari perang nuklir yang dianggap akan sangat buruk

Seburuk apa? Simak ulasannya berikut ini.

Rusia Pindahkan Senjata Nuklir

Pada hari Kamis (25/5/2023), Alexander Lukashenko, Presiden Belarus, menyatakan bahwa Rusia sudah mulai mengirim senjata nuklir ke negaranya.

Rencana untuk menempatkan senjata nuklir jarak pendek atau taktis di Belarus ini telah diumumkan oleh Vladimir Putin, Presiden Rusia, pada bulan Maret lalu dan mendapat protes dari pihak Barat.

"Pengalihan amunisi nuklir telah dimulai," ujar Lukashenko kepada para wartawan saat mengunjungi Moskwa, seperti dilansir oleh AFP.

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Bisa Berubah Jadi Perang Nuklir, Seisi Dunia Geger! 

Lukashenko telah memberikan izin untuk wilayahnya, yang berbatasan dengan Ukraina serta negara-negara anggota Uni Eropa (UE) dan NATO, yaitu Polandia dan Lituania, untuk menjadi pangkalan bagi serangan Rusia ke Ukraina.

Lukashenko mengungkapkan bahwa Putin telah memberitahunya pada hari Rabu (24/5/2023) bahwa dia telah meneken keputusan tentang pengiriman senjata nuklir taktis tersebut.

Svetlana Tikhanovskaya, pemimpin oposisi Belarus, pada hari Kamis memperingatkan bahwa penempatan senjata nuklir Rusia di Belarus tidak hanya akan membahayakan hidup penduduk Belarus, tetapi juga akan menimbulkan ancaman baru bagi Ukraina dan seluruh Eropa.

"Itu akan membuat Belarus menjadi sandera ambisi kekaisaran Rusia," kata Tikhanovskaya.

Pada bulan April lalu, pasukan Belarus diduga telah mulai melatih pasukan untuk sistem rudal Rusia yang mampu membawa hulu ledak nuklir.

Senjata nuklir taktis adalah senjata yang digunakan untuk menghancurkan target di medan perang.

Skenario Perang Nuklir

Keputusan Putin untuk memindahkan senjata nuklirnya ke Belarus telah membuat seantero dunia ketakutan.

Sebab, bukan tidak mungkin hal tersebut justru akan memicu perang nuklir. Sebuah perang yang dianggap paling menakutkan.

Mengapa demikian? Sebab risikonya benar-benar akan sangat buruk. Berikut ini ulasannya.

Simulasi yang dilakukan oleh program Science and Global Security (SGS) di Universitas Princeton, Amerika Serikat (AS), memberi gambaran tentang perang nuklir. Simulasi ini dilaksanakan pada tahun 2019.

Baca Juga: Rusia Beri Peringatan Risiko Perang Nuklir, Ungkap Skenario 'Perang Nuklir' Bisa Terjadi Gara-Gara Hal Ini 

Dalam simulasi dengan judul PLAN A terlihat bagaimana perang akan terjadi, bagaimana dan dari mana senjata nuklir dunia akan digunakan, dan berapa banyak korban yang meninggal atau terluka.

Simulasi ini memperkirakan hanya dalam beberapa jam setelah konflik dimulai, 90 juta orang akan mati atau mengalami luka berat. Ini didasarkan pada kejadian bahwa Rusia mengirim satu tembakan peringatan ke pangkalan militer musuh yang dikelola oleh pasukan AS-NATO.

Sedangkan itu, sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan pada Minggu (15/8/2022) melalui jurnal Nature Food menampilkan beberapa skenario jika perang nuklir terjadi.

Ryan Heneghan, pengajar ekologi matematika dari Queensland University of Technology, Australia, menulis penjelasannya melalui The Conversation.

"Kendati perang hanya berlangsung beberapa hari atau minggu, dampaknya pada iklim di bumi dapat bertahan lebih dari satu dekade," kata Heneghan yang terlibat dalam penelitian itu, seperti dilansir dari kompasTV.

Simulasi ini diklaim bisa mengevaluasi dampak perang nuklir terhadap pasokan pangan global selama 15 tahun setelah perang nuklir berakhir.

Jika perang nuklir benar-benar terjadi, sinar matahari yang menyinari tanaman di dunia, pada awalnya akan turun sekitar 10 persen, sementara suhu rata-rata global akan turun hingga 1-2°C.

Dalam skenario lebih buruk, jika Rusia dan Amerika Serikat meledakkan semua hulu ledak nuklirnya, suhu rata-rata dunia diprediksi turun 10 hingga 15°C selama lima tahun pertama setelah perang berakhir.

Adapun sinar matahari diprediksi meredup 50 hingga 80 persen, yang berimbas pada menurunnya curah hujan hingga lebih dari 50 persen.

Masih dalam skenario yang sama, produksi pangan global dari darat dan laut bakal turun menjadi kurang dari 20 persen dari tingkat sebelum perang. Butuh setidaknya lebih dari satu dekade bagi dunia untuk pulih.

Baca Juga: Disebut Akan Diledakan di Ukraina, Apa Itu Dirty Bomb? Apakah Berbahaya Seperti Bom Atom?