Intisari-online.com - Meski Rusia tengah mengumumkan bahwa mereka tidak akan sembarangan menggunakan senjata nuklirnya.
Faktanya, Barat masih was-was jika situasi memburuk dan berakhir dalam kekacauan perang nuklir.
Pemerintah Barat disebut sudah merencanakan dengan hati-hati di belakang layar.
Untuk mencegah kekacauan dan kebingungan di dalam negeri jika Rusia meledakkan bom nuklir di atau dekat Ukraina, menurut The Times.
Meskipun krisis nuklir dianggap sangat tidak mungkin, beberapa orang dalam mengatakan para pejabat di seluruh dunia sedang memeriksa kembali rencana bantuan darurat serta meyakinkan orang-orang terhadap ketakutan akan eskalasi nuklir.
Tanda-tanda gagasan itu muncul saat konferensi pers seorang pejabat Eropa pada 14 Oktober.
Secara khusus, ketika ditanya apakah ada solusi untuk mencegah panic shopping atau orang-orang bergegas keluar kota karena takut eskalasi setelah peristiwa nuklir.
Pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu mengatakan bahwa pemerintah merencanakan dengan hati-hati, untuk berbagai skenario yang mungkin meskipun negara-negara tersebut menekankan penggunaan senjata nuklir dalam konflik adalah hal yang keji.
Informasi di atas mengingatkan pada periode Perang Dingin ketika negara-negara mencoba untuk menyebarkan dan bahkan mengadakan latihan tentang bagaimana bertahan dalam perang nuklir.
Seperti kampanye "Bend and Stand" di AS pada 1950-an, "Protect dan Survive" di Inggris pada akhir 1970-an, dan "Everybody Has a Chance" di Jerman Barat pada awal 1960-an.
Kampanye-kampanye ini telah menjadi fokus kritik dan cemoohan karena menunjukkan bahwa manusia dapat bertahan dari perang nuklir besar-besaran.
Sementara itu, fokus utama dari rencana kali ini adalah untuk mencegah kepanikan publik karena takut akan eskalasi nuklir yang tidak terkendali.
Source | : | The Times,24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR