2) Pertentangan internal
Setelah periode Sultan Agung, Kerajaan Mataram Islam semakin banyak menghadapi peperangan. Salah satunya adalah pemberontakan Trunojoyo (1674-1679), yang didukung oleh Madura dan Makassar.
Pemberontakan ini berhasil merebut ibu kota kerajaan di Plered dan membunuh Amangkurat I (1646-1677), putra Sultan Agung.
Selain itu, ada juga perselisihan antara para bangsawan dan pewaris takhta kerajaan, yang sering dimanfaatkan oleh VOC untuk memecah belah kesatuan Mataram.
3) Campur tangan VOC
VOC adalah perusahaan dagang Belanda yang memiliki kepentingan untuk menguasai perdagangan di Nusantara. VOC mulai berhubungan dengan Mataram sejak masa Sultan Agung, tetapi selalu ditolak karena dianggap sebagai musuh.
Namun, pada masa Amangkurat I, VOC berhasil mendapatkan konsesi perdagangan dari Mataram sebagai imbalan bantuan militer untuk menumpas pemberontakan Trunojoyo.
Sejak saat itu, VOC semakin berani mencampuri urusan internal Mataram dan memperluas pengaruhnya di Jawa.
Tujuan Belanda Memecah Belah Kerajaan Mataram Islam
Tujuan utama Belanda memecah belah Kerajaan Mataram Islam adalah untuk mewujudkan monopoli perdagangan di wilayah Pulau Jawa.
Dengan membagi-bagi wilayah kekuasaan Mataram menjadi beberapa kerajaan kecil yang lemah dan saling bersaing, Belanda dapat dengan mudah mengendalikan sumber daya alam dan pasar di Jawa.
Baca Juga: Berikut Ini 4 Faktor Penyebab Kemunduran Kerajaan Mataram Islam