Find Us On Social Media :

Perjalanan Hidup Buya Hamka: Dari Minangkabau hingga Ketua MUI Pertama

By Ade S, Sabtu, 1 April 2023 | 14:14 WIB

Buya Hamka

Ia juga belajar membaca Al-Quran dari ibunya sejak usia lima tahun.

Pada usia sembilan tahun, Buya Hamka mengikuti ayahnya berdagang ke Medan.

Di sana, ia melanjutkan pendidikannya di sekolah Belanda, Hollandsch Inlandsche School (HIS), selama dua tahun

Ia kemudian pindah ke Padang Panjang dan belajar di sekolah Melayu, Sumatera Thawalib, selama tiga tahun.

Di sekolah ini, ia bertemu dengan ulama-ulama besar seperti Agus Salim, Mohammad Natsir, dan Ahmad Hassan.

Ia juga mulai menulis artikel-artikel agama untuk majalah Al-Munir yang diterbitkan oleh sekolahnya.

Pada tahun 1925, Buya Hamka kembali ke Maninjau dan mendirikan sebuah surau bernama Darul Maarif.

Surau ini menjadi tempat ia mengajar agama kepada masyarakat sekitar. Ia juga aktif menulis buku-buku agama seperti Tafsir Al-Azhar, Falsafah Hidup, dan Lembaga Hidup.

Selain itu, ia juga menulis novel-novel yang mengandung nilai-nilai Islam seperti Di Bawah Lindungan Ka'bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, dan Merantau ke Deli.

Masa Perjuangan dan Kepemimpinan

Pada tahun 1930, Buya Hamka bergabung dengan organisasi Islam Muhammadiyah dan menjadi salah satu pengurusnya.

Baca Juga: Diklaim Sebagai Karya Agung Buya Hamka, Benarkah Tafsir Al-Azhar Dirampungkan di Dalam Penjara?