BaikʿAbd al-Raḥmān dan Charles tampaknya memahami bahwa Eudes merupakan ancaman, dan pada tahun 732 ʿAbd al-Raḥmān menginvasi Aquitaine.
Pasukannya menjarah Bordeaux dan mengalahkan Eudes dengan telak.
ʿAbd al-Raḥmān kemudianmenghancurkan Gereja Saint-Hilary di luar Poitiers dan bergerak menuju Tours.
Sikap ʿAbd al-Raḥmān itu memancing pertempuran antara pasukan Muslim maupun Kristen.
Sebenarnya Pertempuran Tours ada bebera aversi. Namun sumber yang paling diingat adalah pertempuran berubah dengan serangan kavaleri dengan tentara Frank menyerang di kamp Muslim.
Ini membuat terjadi pembantaian di belakang Bani Umayyah sampai ke garis Muslim, seluruh unit bubar dari pertempuran utama untuk mempertahankan kamp.
Pada akhirnya ʿAbd al-Raḥmān terbunuh dalam pertempuran itu, tetapi komandan lain mengambil kendali dan menarik pasukan Umayyah ke dalam kamp berbenteng.
Hampir semua sumber setuju bahwa sisa-sisa tentara Muslim lalu mundur ke selatan dengan tertib pada malam hari.
Sementara itu, Charles memperoleh keuntungan serta kemuliaan dari kemenangannya.
Dia akhirnya dapat menegaskan otoritasnya di Aquitaine, di mana, setelah memaksa Eudes untuk bersumpah setia kepadanya.
Sejak itu, Charles menaklukkan banyak tempat dan orang-orang memberinya julukan "Martel" ("Palu").
Bahkan pada saat kematiannya pada tahun 741, perbatasan antara Spanyol Muslim dan wilayah Franka Kristen tetap diperebutkan.
Namun kehadiran Franka Kristen bertahan lama di selatan Pyrenees akan menjadi salah satu langkah penghentian pertama dalam Reconquista Semenanjung Iberia.