Find Us On Social Media :

Termasuk Youssouf Fofana dan Ibrahima Konate, Ini Alasan Prancis Banyak Diisi Imigran

By Ade S, Kamis, 15 Desember 2022 | 08:58 WIB

Bagaimana timnas Prancis di Piala Dunia banyak diisi oleh imigran seperti Youssouf Fofana dan Ibrahima Konaté?

Intisari-Online.com - Kemenangan Prancis atas Maroko membuat dua nama pemainnya, Youssouf Fofana dan Ibrahima Konaté banyak dicari.

Hal itu terlihat melalui data Google Trends yang menunjukkan nama keduanya masuk ke dalam trending searches Kamis (15/12/2022) pagi.

Nama Youssouf Fofana dicari lebih dari 10 ribu kali, sementara nama Ibrahima Konaté dicari sebanyak 5 ribu kali.

Selain nama keduanya, ada pula nama Paul Pogba dalam daftar pencarian tertinggi di mesin pencari Google dengan jumlah lebih dari 5 ribu kali.

Ketiganya secara kebetulan merupakan anak-anak imigran di Prancis. Youssouf Fofana dan Ibrahima Konaté merupakan keturunan Mali.

Baca Juga: Berhadapan Dengan Prancis di Semi Final Piala Dunia, Ternyata Rahasia Sukses Maroko Asalnya Juga dari Prancis

Sementara Paul Pogba, yang kini kembali bermain di Juventus, merupakan keturunan Guinea.

Selain ketiganya, masih ada Kykuab Mbappe yang memiliki ayah dari Kamerun dan ibu dari Aljazair.

Belum lagi jika menyebut nama Zinedine Zidane. Sang legenda ini merupakan keturunan Aljazair.

Lalu, apa yang membuat Prancis banyak dihuni pemain imigran atau keturunan imigran?

Baca Juga: Siap Tantang Prancis di Semifinal Piala Dunia 2022, Ini Cerita di Balik Keberhasilan Sepak Bola Maroko, Rela Kucurkan Dana Rp165 Miliar Tiap Tahun

Merujuk pada Britanica, proses imigrasi besar-besaran menuju ke Prancis dimulai pada tahun 1830 hingga 1850.

Kala itu, Prancis dikenal sebagai negara Eropa yang paling terbuka bagi para imigran, tidak terkecuali pengungsi politik.

Sebab, saat itu, Prancis, juga negara-negara Eropa lainnya merasa sangat membutuhkan kehadiran imigran untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Kebutuhan ini semakin meningkat kala negara-negara Eropa terlibat perang, khususnya Perang Dunia I dan Perang Dunia II, hancur total.

Pada periode 1850 hingga 1914 saja terhitung sebanyak 4,3 juta imigran memasuki Prancis. 

Baca Juga: Moshe Dayan si Jenderal 'Bajak Laut' Israel Paling Legendaris

Sementara saat dan setelah Perang Dunia I dan Perang Dunia II berlangsung, jumlah imigran yang masuk ke Prancis mencapai 3 juta jiwa.

Sebenarnya saat itu, imigran-imigran Prancis sebagian besar bukan berasal dari negara-negara Afrika. Italia, Spanyol, Swiss, dan Belgia juga turut menyumbang jumlah imigran di Prancis kala itu.

Usai PD II usai, jumlah tenaga kerja dalam negeri Prancis berkurang drastis, saat itulah para imigran dibutuhkan hingga menyumbang 40% pertumbuhan populasi Prancis.

Baru setelah tahun 1975, imigran-imigran Afrika, khsususnya yang berasal dari wilayah Afrika Utara semakin banyak masuk ke Prancis.

Aljazair, negara asal orang tua Zinedine Zidane, menjadi penyumbang terbanyak seiring dengan posisi Aljazair yang sempat menjadi bagian dari Prancis hingga 1962.

Baca Juga: Muncul Pertama Kali Saat Laga Jerman Vs Kosta Rika, Ini Sosok Wasit Wanita Petama Dalam Sejarah di Piala Dunia

Namun, seiring bertambahnya jumlah imigran, masalah-masalah sosial seperti diskriminasi rasial baik di rumah maupun di tempat kerja semakin bertambah dan kian memanas.

Orang Prancis mulai menolak kehadiran imigran yang semakin 'maju' meski awalnya tinggal di permukiman satanda rendah dan juga berketerampilan rendah.

Bahkan tidak jarang pekerjaan-pekerjaan yang usai PD II dipegang para imigran, mulai diambil alih penduduk Prancis kala ekonomi mereka merosot pada 1974.

Pemerintah Prancis pun segera bergerak cepat dengan membatasi para imigran masuk ke negaranya.

Apalagi, pada tahun-tahun tersebut itu juga Prancis harus menerima satu juta orang warganay dari Afrika Utara seiring berakhirnya era kolonisasi mereka di sana.

Baca Juga: Absen Piala Dunia 2022 di Qatar, Karim Benzema Disebut Pemain Paling Sial Dalam 44 Tahun, Ini Alasannya

Kebijakan imigrasi pun terus diperketat hingga saat ini. Terlebih sejak berlakunya perjanjian Amsterdam di Prancis pada 1999 di mana kini tanggung jawab dalam mengatur para imigran dibagi bersama anggota Uni Eropa lainnya.

Seperti diketahui, Prancis baru saja memastikan diri tempil di Piala Dunia 2022 untuk menghadapi Argentina pada Minggu (18/12/2022).

Prancis berhasil mengandaskan perjuangan Maroko di di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar, Kamis (15/12/2022) dini hari WIB.

Skor dua kosong berhasil diraih oleh Prancis melalui gol yang dicetak Theo Hernandez pada menit kelima dan Randal Kolo Muani yang dicetak pada menit ke-79.

Baca Juga: Ritual ‘Le Pot De Chamber’, Tradisi Pernikahan Prancis, Sesap Makanan dari Pispot!