Ritual ‘Le Pot De Chamber’, Tradisi Pernikahan Prancis, Sesap Makanan dari Pispot!

K. Tatik Wardayati

Editor

Tradisi pernikahan Prancis.
Tradisi pernikahan Prancis.

Intisari-Online.com – Paris, Prancis, yang terkenal sebagai ‘kota cinta’, merupakan tempat liburan romantis dan bulan madu.

Maka tak heran bila tradisi pernikahan Prancis dianggap sebagai lambang romansa.

Ketika membicarakan pernikahan, maka orang Prancis akan merencanakannya dengan baik dan berpesta dengan heboh, dan di sepanjang perjalanan, mereka tetap setia pada beberapa ritual yang sangat manis dan terkadang agak aneh.

Fokus pernikahan Prancis lebih pada penyatuan dua keluarga, dan secara umum, lebih sedikit menyoalkan gender.

Misalnya, di beberapa tempat hanya calon pengantin wanita yang menerima cincin pertunangan, tetapi di Prancis calon pengantin wanita memberikan jam tangan kepada calon pengantin pria.

Fiançailles; ini adalah perayaan pertunangan, di mana keluarga dekat pasangan itu bertemu untuk satu malam atau akhir pekan untuk saling mengenal dan mendiskusikan rencana pernikahan.

Lalu malam sebelum pernikahan, calon pengantin tidur secara terpisah, diharapkan nantinya pertemuan mereka di akad nikah akan lebih manis dan lebih menyentuh di hari pernikahan mereka.

Saat hari besar itu tiba, sudah menjadi tradisi bagi pengantin pria untuk menjemput pengantin wanita dalam perjalanan ke pesta pernikahan.

Sekelompok musisi memimpin, diikuti oleh pengantin wanita dan ayahnya.

Pengantin pria dan ibunya mengikuti di belakang.

Setibanya di sana, anak-anak memblokir pintu masuk menggunakan pita putih sehingga pengantin wanita harus memotongnya untuk bisa melewatinya.

Tradisi pernikahan ini digunakan untuk melambangkan kekuatan dan kemampuan mempelai wanita dalam menangani kesulitan apa pun yang mungkin dihadapi dalam kehidupan pernikahan mereka.

Prancis secara ketat mematuhi pemisahan gereja dan pemerintah dalam urusan pernikahan.

Oleh karena itu, seorang imam dapat menikahi pasangan di mata gereja, tetapi itu tidak mengikat secara hukum.

Secara tradisional, pernikahan Prancis terdiri dari dua ritual.

Pertama, upacara hukum di balai kota (La mairie), dan kedua, upacara simbolis atau keagamaan di gereja.

Tidak ada pengiring pengantin dan peng pria dalam tradisi pernikahan Prancis.

Sebaliknya, pasangan masing-masing memilih satu atau dua ‘saksi’ untuk hadir, mereka bisa pria atau wanita untuk saksi kedua mempelai.

Pasangan Prancis kebanyakan menyertakan anak-anak dalam upacara tersebut, yang biasanya berusia 5-12 tahun dan mengambil peran sebagai gadis bunga dan pembawa cincin.

Aturan berpakaian untuk tamu di pernikahan Prancis berkelas, formal, dan konservatif.

Maka, tidak ada yang terlalu ketat atau berpotongan rendah.

Wanita memiliki pilihan untuk memakai topi, sementara pria tidak.

Secara tradisional, tabu bagi tamu wanita untuk mengenakan gaun putih.

Saat upacara pernikahan, melansir dari traditions.weddings, pengantin pria dan ibunya masuk lebih dulu.

Kemudian, anka-anak memimpin jalan dengan kelopak bunga atua mengikuti di belakang pengantin wanita untuk memegang ekor gaunnya.

Pengantin kemudian duduk di kursi beludru merah saat mereka menyatakan janji pernikahan mereka.

Alih-alih mengatakan ‘Saya bersedia’, pasangan Prancis merespon dengan ‘Je le veux’, yang diterjemahkan sebagai ‘saya menginginkannya’.

Sesuatu tentang proklamasi terbuka ini adalah keinginan yang diungkapkan untuk persatuan, bukan sekadar kepatuhan, terasa sangat puitis.

Kebiasaan lain adalah para tamu mengikuti pengantin saat mereka berjalan di antara berbagai lokasi pernikahan dan resepsi.

Mereka melakukannya untuk membuat kebisingan sebanyak mungkin memamerkan pasangan pengantin baru.

Alih-alih berjalan melalui desa, parade mobil mengikuti kendaraan pengantin saat mereka membunyikan klakson, berteriak, dan memainkan musik keras.

Resepsi pernikahan

Le Vin D'Honneur

Pernikahan Prancis sangat terorganisir, dengan sistem undangan berjenjang.

Resepsi kecil dengan minuman dan makanan kecil diadakan untuk para tamu yang menghadiri upacara pernikahan tetapi tidak lebih dari kenalan.

Gestur ini merupakan upaya untuk mengakomodasi semua orang karena hanya teman dekat dan keluarga yang menerima undangan resepsi makan malam.

Memutar-mutar serbet

Tradisi pernikahan Prancis lainnya adalah para tamu berdiri di kursi mereka dan memutar serbet mereka di udara ketika pasangan bahagia itu berjalan ke ruang resepsi.

Beli Garternya

Meskipun ini adalah tradisi yang kurang dipraktikkan, tampaknya masih terjadi di beberapa pernikahan Prancis. Alih-alih dilempar, garter dilelang.

Setelah pengantin wanita melempar buketnya, sebuah toples diedarkan di sekitar ruangan.

Tamu beruntung yang menawar jumlah tertinggi mendapat kesempatan untuk melepas garter pengantin wanita. Oh la la!

Tari Brioche

Di beberapa titik setelah makan malam, pengantin baru mengeluarkan brioche bundar besar.

Mereka kemudian mengangkatnya ke atas kepala mereka sementara para tamu menari di sekitar mereka dan merunduk di bawah piring. Hal ini berlangsung sampai semua orang mendapat giliran.

Kue pernikahan

Orang Prancis menyajikan menara profiterole berisi krim yang disebut Croquembouche.

Bola-bola pastry dilapisi dengan karamel atau toffee renyah dan disatukan dengan beberapa bentuk icing atau ganache.

Versi yang lebih modern dan semakin populer ini adalah menara yang terbuat dari makaroni warna-warni.

Ini sebenarnya berasal dari tradisi lama yang populer pada Abad Pertengahan.

Mereka yang hadir masing-masing menyumbangkan panganan kecil, dan ditempatkan di atas satu sama lain dalam tumpukan.

Jika pasnagan itu bisa mencuri ciuman saat upacara pernikahan tanpa membuatnya jatuh, maka akan berbagi hidup yang panjang dan bahagia bersama.

Obat begadang

Orang Prancis suka berpesta, dan pernikahan sering berlangsung hingga larut malam atau bahkan sampai matahari terbit.

Jadi, menjelang akhir perayaan, para tamu disuguhi La Soupe a l'Oignon (sup bawang) untuk membantu mereka memulihkan diri.

Le Pot De Chamber

Ini jelas merupakan salah satu tradisi pernikahan Prancis yang lebih aneh dan kurang modern.

Rupanya, pesta pernikahan melanjutkan pencarian untuk menemukan pasangan pengantin baru setelah perayaan selesai.

Pasangan malang itu kemudian dibuat untuk menyesap dari pispot berisi campuran minuman keras, kue, sosis, dan bahkan kertas toilet!

Oh ya, pispot yang digunakan untuk ritual kecil ini tentu saja baru, dan tampaknya tradisi ini lebih umum dipraktikkan di pedesaan daripada di kota.

Les Dragées

Karakteristik lain dari pernikahan Prancis adalah persembahan almond berlapis gula untuk dibawa pulang oleh para tamu, yang secara tradisional melambangkan cinta abadi.

Baca Juga: Ritual ‘Pengalungan Laso’, Tradisi Pernikahan Meksiko, Simbolisme Ikatan Pasangan

Baca Juga: Ritual ‘Panggih’, Tradisi Pernikahan Adat Yogyakarta yang Mungkin Dijalani Kaesang Pangarep dan Erina Gudono

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari

Artikel Terkait