Find Us On Social Media :

Hitungan Weton Jawa Puan Maharani, Disiplin, Sportif, Cekatan, dan Punya Bakat Memimpin

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 8 Oktober 2022 | 14:30 WIB

Hitungan weton Jawa Puan Maharani, ketua DPR RI.

Intisari-Online.com Hitungan weton Jawa Puan Maharani, yang digadang-gadang oleh salah satu partai menjadi bakal calon Presiden pada Pemilu 2024.

Puan Maharani yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) periode 2019-2024, lahir pada 6 September 1973.

Menurut perhitungan Primbon Jawa, tanggal 6 September 1973 jatuh pada weton Kamis Pon, dengan mongso Katelu, dan wuku Kuruwelut.

Berdasarkan perhitungan Primbon Jawa, hari Kamis memiliki nilai neptu 8, sedangkan pasaran Pon memiliki  nilai neptu 7.

Maka, mereka yang lahir pada weton Kamis Pon, memiliki nilai neptu weton Jawa 15, dan angka inilah yang menjadi acuan dalam ramalan Primbon Jawa.

Mereka yang lahir pada weton Kamis Pon memiliki watak Lakuning Srengenge, yang berarti sentosa, berwibawa, menghidupi, dan memberikan pencerahan bagi orang-orang di sekitarnya.

Kelahiran weton Kamis Pon juga memiliki sifat baik, yaitu cekatan dalam bekerja, disiplin, dermawan, sportif, dan tidak mau ‘memakan’ apa yang bukan miliknya, bicaranya juga banyak diterima orang, dan mereka lebih suka tinggal di rumah.

Namun, sisi negatif kelahiran weton Kamis Pon sering jaan pikirannya berbeda dengan pandangan umum, sering berbantahan, bahkan berani kepada atasannya.

Menurut Primbon Jawa Weton Kamis Pon juga berada di bawah naungan Satria Wirang, yang sering mendapat malu atau dipermalukan.

Kelahiran weton Kamis Pon juga berada dalam naungan Gigis Bumi, yang berarti memiliki hati yang longgar, pemomong, dan penyabar.

Mereka juga memiliki watak berkuasa, punya bakat memimpin, pemberi atau dermawan, dan perayu.

Mongso Katelu, Suta Manut Ing Bapa, adalah untuk mereka yang lahir pada tanggal 26 Agustus hingga 18 September.

Mongso Katelu berada dalam pengaruh kekuasaan Dewi Kamaratih dan Batara Kamajaya, yang ketika mongso ini berjalan, maka petani telah memulai panen palawija.

Mangsa ‘Katelu’ ini candranya, Suta Manut Ing Bapa, yang artinya ‘Anak menurut kepada ayah’, berarti semua nasihat orang tua dituruti oleh anak-anaknya.

Karena saat mongso Katelu inilah anak-anak mulai percaya dan menghormat pada orangtuanya, mereka dapat makan kenyang walau dari jagung, kedelai, atau kacang.

Hal tersebut karena pengaruh daya sakti Dewa Kamajaya dan Dewi Kamaratih, dewa-dewi yang selalu rukun dan saling mencintai.

Mereka yang terlahir pada mongso Katelu akan mempunyai sifat kasih sayang, adil, senang berdamai, disiplin, dan jujur.

Batara Kamajaya memiliki sifat keras dan disiplin, tetapi ramah, murah hati, dan penuh kasih sayang, tidak senang menganggur, dan ada saja yang akan dikerjakannya.

Namun, rezekinya tidak begitu banyak dan tidak bisa berhemat karena sifatnya senang menolong dan membantu kebutuhan orang lain.

Sebuah keberuntungan bagi mereka yang lahir pada mongso Katelu karena ditempati dua kekuatan, yaitu Dewa Kamajaya dan Dewi Kamaratih, dewi yang selalu setia mendampingi suaminya.

Maka, mereka yang lahir pada mongso Katelu seharusnya sangat bersyukur, karena memiliki watak yang baik, simpatik, jujur, dan selau berusaha menjaga kesucian, baginya mengutamakan segala sesuatu dengan berterus terang itu lebih baik, dan sangat membenci kemunafikan, mereka juga rajin bekerja, giat berjuang demi karier.

Orang yang lahir pada mongso Katelu juga akan mengerjakan dan menyelesaikan semua pekerjaannya dengan rapi, rajin, tepat, dan sempurna, mereka tidak mau mengulur-ulur waktu.

Mereka juga sangat menjunjung tinggi harkat dan hakikat ‘tatakrama’, maka tindak-tanduknya sangat diperhitungkan dengan teliti berdasarkan tata kesopanan dan norma agama.

Untuk itulah mereka tidak akan mau diajak untuk makar, korupsi, menipu, atau perbuatan apa pun yang bersifat melanggar norma dan agama.

Kelahiran mongso Katelu selalu menginginkan segala sesuatunya beres, dan bila ada hal-hal yang menurutnya tidak benar, maka mereka akan terus terang menegur orang yang bersangkutan, meskipun ini membuat orang lain jadi risih, karena dianggap terlalu bawel, campur tangan, dan cerewet.

Sementara, dari wuku Kuruwelut, dengan Dewa Bathara Wisnu, maka mereka yang lahir pada wuku ini tajam ciptanya, tinggi dan selamat budinya, melebihi sesamanya.

Mereka yang lahir pada wuku Kuruwelut ini juga tajam hatinya, sering berhati-hati, dan menjadi pelindung serta besar kebahagiannya.

Diibaratkan burung puter, mereka yang lahir pada wuku Kuruwelut jika berbicara mula-mula kalah, namun pada akhirnya menang, tidak pernah bohong, juga tidak suka terhadap perkataan yang remeh.

Bahaya yang bakal dihadapi adalah terkena peluru, maka penangkalnya adalah selamatan bermacam-macam sayuran, jajan pasar, boreh, tindihnya uang lama sebaran.

Lalu, saat wukunya berjalan selama tujuh hari, sebaiknya menghindari memanjat.

Saat wuku Kuruwelut adalah baik untuk melihat-lihat calon menantu, merencanakan membuat atau memperbaiki rumah.

Namun, tidak baik untuk bepergian, memperbaiki apa saja, mengobati penyakit, menanam jujutan (tanaman sejenis jagung).

Anda boleh saja tidak percaya dengan ramalan Primbon Jawa di atas, tetapi anggap saja sebagai tambahan pengetahuan budaya Nusantara yang kaya.

 Baca Juga: Hitungan Weton Jawa Ganjar Pranowo, Jujur, Berwibawa, Bekerja Diam-diam Tetapi Sukses!

 Baca Juga: Hitungan Weton Jawa Prabowo Subianto, Suka Bekerja dan Bikin Tenteram Hati Orang

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari