Namun, Dicky menambahkan, harus dipertimbangkan juga agar booster tak harus terus-menerus dilakukan agar upaya dukungan berkelanjutan terhadap riset vaksin.
Vaksin yang ada sekarang memiliki keterbatasan waktu terkait efektivitasnya, mak adukungan terhadap riset vaksin diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.
“Kalau misal vaksin merah putih atau vaksin lain yang tengah diriset dunia kemudian muncul dengan durasi yang lebih lama dari yang ada saat ini, maka itu bisa menjadi solusi,” jelas Dicky.
Menurut pihaknya, vaksin penyakit menular lainnya, pada umumnya memiliki jangka waktu 5 hingga 10 tahunan, maka jika riset berhasil dilakukan dan membuat vaksin Covid-19 seperti itu, setidaknya mengurangi keharusan seseorang melakukan vaksin booster berulang kali.
Menurutnya lagi, seandainya virus harus bermutasi dan vaksin bisa merespons subvarian belum juga bisa didapatkan, tapi jika capaian vaksin dosis ketiga atau dosis keempat sudah mencapai 70 persen, itu bisa mengurangi keperluan booster selanjutnya pada populasi umum.
Dicky mengatakan bahwa kita tidak mungkin selamanya bergantung terus-terusan dengan vaksin, tetapi dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak abaik kaena hal tersebut akan memberi dampak yang merugikan.
Lalu, apa pentingnya vaksin booster kedua?
Menurut Dicky, vaksin dosis keempat atau booster kedua ini sangat penting dalam menghadapi mutasi virus Covid-19 subvarian BA 5 dan BA 2.75.
Ini karena adanya potensi subvarian menembus barikade atau proteksi vaksin yang saat ini ada.
Lanjutnya, kenapa vaksin dosis keempat penting, hal ini juga karena adanya kelompok masyarakat yang berisiko seperti lansia, orang dengan komorbid serta orang dengan pekerjaan yang berkutat dengan pelayanan publik, bidang kesehatan, dan sebagainya.
Dengan adanya vaksin dosis keempat, terbukti 64 persen bisa mencegah keparahan dan 72 persen mencegah kematian.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di