Intisari-Online.com - Virus corona varian Omicronsudahmasuk Indonesia.
LaporanOmicronsudahmasuk Indonesialangsung diumumkan olehMenteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin padaKamis (16/12/2021).
Virus corona varian Omicron ituteridentifikasi pada petugas kebersihan di Rumah Sakit (RS) Wisma Atlet.
"Ada tiga orang pekerja kebersihan di Wisma Atlet yang pada 8 Desember lalu dites dan hasilnya positif Covid-19."
"Kemudian, pada 10 Desember dikirim ke Balitbangkes untuk dilakukan genome sequencing."
"Hasil keluar pada 15 Desember, yakni dari tiga orang yang positif tadi, satu orang dipastikan terdeteksi (terpapar) varian Omicron," tambahnya.
Penemuanvarian baru Omicron di Indonesia langsung mencuri perhatian.
Sebab varianOmicron itu sendirisudah ditemukan menyebar di hampir sekitar 80 negara di dunia.
Tetapi di Indonesia baru Kamis kemarin kasus pertama dilaporkan.
Hal ini pun memunculkan pertanyaan besar, bagaimana kita menangani virus corona varian Omicron?
Sebab petugas kebersihan yang terinfeksi itu belum ada riwayat perjalanan dari luar negeri.
Melihat hal ini, seorang peneliti asal Inggristelah menganalisis kemungkinan dampak vaksin booster Covid-19 pada Omicron.
Menurutnyatelah menganalisis kemungkinanbisa memberikan sekitar 85% perlindungan terhadap penyakit parah.
Dilansir dari bbc.com pada Sabtu (18/12/2021), analisis ini dilakukan oleh tim di Imperial College London yang didasarkan pada informasi terbatas tentang Omicron.
Meski ada banyak ketidakpastian mengenai varian baru ini, para ahlimasih mencoba untuk mencari tahu seberapa ringan atau parahnya Omicron.
Vaksin membantu mengajari tubuh cara melawan Covid-19.
Tetapi yang digunakan saat ini tidak dirancang untuk memerangi varian Omicron yang sangat bermutasi, yang berarti mereka bukan pasangan yang sempurna.
Untuk menyiasatinya, orang-orang disarankan untuk mendapatkan vaksinbooster.
Tujuannya untuk membangun tingkat antibodi yang lebih tinggi untuk melawan virus corona.
Ini karena antibodi padavaksinbooster dapat menempel pada virus untuk menghentikannya memasuki sel dan bereplikasi.
Walau begitu, perlindungan dari vaksinboosterterhadap penyakit parah dari Omicron mungkin hanya sekitar 80 hingga 85,9%.
Angka itu turun dibandingkan dengan sekitar 97% untuk Delta - varian lain yang saat ini dominan diseluruh dunia.
Namun, ada bagian lain dari sistem kekebalan, seperti sel T, yang juga dapat melawan Covid-19.
Di Indonesia sendiri, belum banyak orang yang mendapatkan vaksin booster. Kecuali para tenaga kesehatan.
Sebelumnya, pemerintah menyebutkan kebutuhan vaksin booster akan melipatgandakan kebutuhan belanja untuk vaksin.
Ada dua strategi yang akan pemerintah lakukan.
Pertamauntuk PBI (penerima bantuan iuran) booster-nya gratis sedangkan non PBI itu nanti berbayar.
Berkaitan dengan PBI dan Non PBI, itu adalah kelompok dalam peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS Kesehatan).