Find Us On Social Media :

Ritual Bakar Tongkang, Festival Tahunan Migran China di Kota Bagansiapiapi, Tentukan Nasib di Tahun Mendatang dari Arah Jatuhnya Tiang Utama Replika Kapal

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 16 Juli 2022 | 18:20 WIB

Ritual Bakar Tongkang, Festival tahunan Kota Bagansiapiapi, Riau.

Bersumpah untuk tidak pernah kembali ke tanah air mereka, maka para migran ini pun membakar tongkang mereka, dan jadilah mereka sebagai nenek moyang kelompok etnis China di daerah tersebut.

Ritual Bakar Tongkang diadakan setiap tahun pada hari ke-16 bulan ke-5 menurut kalender China, dikenal juga sebagai Go Gek Cap Lak (dari kata Go berarti 5 dan Cak Lak yang berarti ke-16).

Ritual tersebut ditandai dengan aksi membakar replika kapal tradisional China sebagai puncak festival.

Selama festival tersebut, ritual dan doa oleh para peserta di kuil utama diadakan terlebih dahulu, lalu diikuti dengan prosesi budaya.

Berbagai atraksi oriental juga dipertunjukkan seperti Barongsai (Tarian Singa), panggung hiburan p un disiapkan untuk para pemain yang berasal dari Medan, Singkawang (Kalimantan Barat), serta dari negara tetangga Malaysia, Taiwan, dan Singapura yang membawakan lagu-lagu Hokkien.

Replika kapal dibuat berukuran hingga 8,5 meter, lebar 1,7 meter dan berat hingga 400 kg, yang disimpan selama satu malam di Kuil Eng Hong King, diberkati, kemudian dibawa dalam prosesi melalui kota ke situs tempat pembakaran.

Setiba di lokasi pembakaran, ribuan potongan kertas doa kuning akan melekat pada kapal membawa doa-doa dari orang-orang untuk leluhur mereka, sebelum kapal itu dibakar.

Di puncak ritual Bakar Tongkang, yang merupakan pembakaran replika kapal besar, kerumunan peserta mengantisipasi dengan cemas di mana tiang utama replika kapal itu akan jatuh.

Menurut kepercayaan, arah di mana tiang utama jatuh apakah menghadap ke laut atau menghadap ke daratan, akan menentukan nasib mereka di tahun mendatang.

Jika tiang jatuh ke laut, maka keberuntungan sebagian besar akan datang dari laut, sementara ketika tiang jatuh di darat, maka keberuntungan sebagian besar akan datang dari darat.

 Baca Juga: Passiliran, Ritual Pemakaman Suku Toraja, Tradisi Mengubur Bayi Meninggal di Lubang Pohon Besar, Ada Satu Syarat yang Tidak Boleh Dilanggar

 Baca Juga: Ritual Kematian ‘Menara Keheningan’ Tradisi Zoroastrian, Memurnikan Orang Meninggal pada Unsur-unsur dan Unggas Lokal di Atas Menara Datar

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di