Sultan Agung menjadi penguasa lokal pertama yang melakukan perlawanan terhadap Belanda.
VOC yang merupakan kongsi dagang milik Belanda menjadikan Batavia sebagai markas pada tahun 1619.
Sebelumnya, markas VOC pernah berada di Banten, kemudian Ambon.
Namun, karena Batavia dianggap sebagai lokasi yang lebih strategis, maka VOC kembali memindahkan markasnya.
VOC sendiri dibentuk Belanda dengan tujuan untuk menghindari persaingan yang terjadi antarpedagang Belanda di Asia.
Sementara bagi Mataram, keberadaan VOC dianggap sebagai penghalang untuk menguasai Banten.
Pada saat itu, Mataram hampir menguasai seluruh tanah Jawa, dan salah satu wilayah di Jawa yang belum dikuasai adalah Banten serta Batavia (Jakarta), yang menjadi markas VOC.
Untuk dapat menyerang Banten, Mataram juga harus mengatasi Batavia terlebih dahulu.
Selain itu, Sultan Agung juga menganggap kedudukan VOC di Batavia sebagai ancaman karena kerap menghalangi kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka.
Maka, dilakukanlah serangan pertama pada tahun 1628. Selanjutnya serangan kedua pada tahun 1629 setelah kegagalan serangan pertama.