Intisari-Online.com – Kita mungkin bertanya-tanya bagaimana kehidupan individu-individu terkenal, termasuk para Kaisar dan pendampingnya di Kekaisaran China Kuno, entah mereka baik atau jahat, atau tidak keduanya.
Permaisuri Xiaozhuang Wen, dihormati sebagai ‘Ibu Dinasti Qing’ oleh generasi selanjutnya.
Nama lengkap Permaisuri Xiaozhuang Wen adalah Bumbutai Borjigit.
Borjigit adalah nama klan Jenghis Kan, salah satu Korchin Mongol.
Ayahnya, Jaisang, adalah seorang ‘beile’ (penguasa divisi administratif) dari Korchin Mongol dan keturunan Qasar, adik dari Jenghis Khan.
Bumbutai menjadi selir Hong Taiji, penguasa kedua Dinasti Machu Qing dari ibu dari Kaisar Shunzhi dan nenek Kaisar Kangxi.
Bumbutai memegang pangkat permaisuri kamar samping di istana Hong Taiji.
Hong Taiji sendiri memiliki lima selir utama dan mereka semua berasal dari klan Borjigit, yang tercata sebagai sekutu Mongol paling awal dari Manchu.
Dua permaisuri (Bumbutai dan Harjol) adalah saudara perempuan, dan keduanya adalah keponakan dari Jere atau Jerjer, yang menikah dengan Hong Taiji pada tahun 1614 dan menjadi permaisurinya pada tahun 1636.
Sebagai permaisuri Hong Taiji, Bumbutai melahirkan tiga putri dan seorang putra antara tahun 1629 dan 1638, dan memiliki pengaruh kuat di istana kekaisaran Qing.
Dia sangat dihormati karena kebijaksanaan dan wawasan politiknya.
Sayangnya, Huang Taiji meninggal, dan ketika itu Bumbutai baru berusia 32 tahun.
Putranya yang berusia enam tahun, Fu Lin, mewarisi takhta, menjadi Kaisar Shunzhi.
Bumbutai tidak menonjolkan diri selam amasa pemerintahan Kaisar Shunzhi dan menjauhkan diri dari politik.
Kaisar Shunzhi meninggal pada tahun 1661 dan digantikan oleh putra ketiganya Xuanye, yang dinobatkan sebagai Kaisar Kangxi.
Karena Kaisar Kangxi masih di bawah umur pada saat penobatannya, yaitu baru berusia delapan tahun, Empat Bupati Kaisar Kangxi (ditunjuk oleh ayahnya, Kaisar Shunzhi) memerintah atas namanya sampai dia mencapai usia dewasa.
Sebagai nenek dari kaisar yang memerintah, Bumbutai dihormati sebagai Janda Permaisuri Agung.
Kali ini, Bumbutai mengambil alih pengasuhan Kaisar Kangxi setelah ibunya meninggal, mengarahkan cucunya melalui masa-masa sulit dan berbahaya, serta menasihatinya untuk belajar dari para bupati.
Ketika Kaisar Kangxi mulai memerintah sendiri sebagai orang dewasa pada tahun 1667, dia merasa terancam oleh pengaruh kuat Oboi, salah satu dari empat bupati.
Dua tahun kemudian, Bumbutai membantu cucunya dalam rencana menyingkirkan Oboi.
Oboi pun terjerat dalam jebakan, dan disingkirkan dari kekuasaan.
Sepanjang hidupnya, Bumbutai tidak suka tinggal di Kota Terlarang, meskipun kondisinya mewah.
Dia dikenal menolak mengadakan perayaan ulang tahun karena dia merasa itu terlalu mahal, melansir tsemrinpoche.
Bumbutai jatuh sakit pada musim gugur tahun 1687 dan Kaisar Kangxi secara pribadi merawat neneknya.
Dia meninggal pada usia 75 tahun pada tahun 1688 dan dimakamkan di Mausoleum Zhaoxiling di Shenyang, di luar Mausoleum Timur Dinasti Qing.
Permaisuri Xiaozhuang-lah yang melahirkan Kaisar Shunzhi yagn menjadi ayah Kaisar Kangxi, dan yang kemudian membesarkan dan membimbing cucunya, Kaisar Kangxi, yang menjadi salah satu kaisar terbesar China.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari