Pada serangan kedua, diterapkan strategi lain. Sultan Agung mengirim pasukan untuk menyerang VOC untuk kedua kalinya dengan strategi baru setelah belajar dari kekalahan sebelumnya.
Di antaranya, memperkuat armada militer, meningkatkan jumlah persenjataan, dan membangun lumbung makanan di Tegal dan Cirebon.
Serangan kedua pada tahun 1629 itu dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya.
Dipati Puger dan Dipati Purbaya berhasil membawa 80.000 pasukan Mataram sampai di Batavia.
Namun, serangan kedua Mataram terhadap VOC di Batavia kembali menemui kegagalan.
Meski sudah mengantisipasi hambatan serangan sebelumnya, rupanya Belanda masih saja menemukan cara untuk memukul mundur pasukan Mataram.
Belanda membakar lumbung padi milik pasukan Mataram oleh Belanda.
Dengan dibakarnya lumbung padi oleh Belabda, pasukan Mataram kekurangan bahan makanan dan kelelahan, sehingga memilih untuk mundur.
Itulah penyebab mundurnya Perlawanan Mataram terhadap Belanda di Batavia pada serangan pertama dan kedua.
Kedua serangannya ke Batavia memang gagal, namun sampai akhir hayatnya pada tahun 1645, Sultan Agung tetap tidak mau berdamai dengan VOC, meskipun diberikan tawaran yang cukup menjanjikan.
(*)